BAB III METODE PENELITIAN : Jenis Penelitian - Desain penelitian adalah suatu rencana dan struktur penelitian yang dibuat sedemikian rupa agar diperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penelitian (Erlina 2008:62).
Jenis penilitian yang dilakukan adalah asosiatif kausal, yaitu yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain (Umar, 2003). Dengan kata lain, tujuan peneliti ini untuk mengukur hubungan antara lima variabel independen terhadap satu variabel independen
Jenis dan Sumber Data
Peneliti menggunakan data sekunder dalam penelitian ini. Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut, misalnya dalam bentuk tabel, grafik, gambar dan sebagainya sehingga lebih informatif jika digunakan oleh pihak lain (Umar, 2003:60). Peneliti mengumpulkan data penelitian melalui website Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id dengan mengunduh laporan keuangan tahunan tahun 2009-2011.
Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2006). Populasi yang diambil pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang makanan dan minuman dan telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2011. Jumlah populasi tersebut yaitu 14 perusahaan.
Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Metode penentuan sampel yang digunakan adalah penentuan sampel secara Purposive sampling. Menurut Jogiyanto (2004) Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan suatu kriteria tertentu. Adapun kriteria yang digunakan untuk pengambilan sampel penelitian ini adalah sebagai berikut:
- Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dan tidak didelisting pada tahun 2009-2011.
- Perusahaan tersebut menerbitkan laporan keuangan dan laporan tahunan pada tahun 2009-2011.
- Perusahaan tersebut menyediakan informasi mengenai pelaksanaan CSR dalam laporan tahunannya pada tahun 2009-2011.
Berdasarkan kriteria tersebut, maka didapat sampel perusahaan manufaktur sektor industri makanan dan minuman sebanyak 7 perusahaan dari 14 perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan tiga tahun penelitian sehingga total sampel dalam penelitian ini berjumlah 21 sampel.
Tabel 3.1
Daftar Perusahaan Makanan dan Minuman yang Menjadi Sampel
No.
|
Nama
|
Kriteria
|
Penetuan
|
Sampel
|
Sampel
|
Perusahaan
|
1
|
2
|
3
| ||
1.
|
Akasha Wira International Tbk
|
√
|
√
|
√
|
Sampel 1
|
2.
|
Cahaya Kalbar Tbk
|
√
|
√
|
√
| |
3.
|
Davomas Abadi Tbk
|
√
|
√
|
-
| |
4.
|
Delta Jakarta Tbk
|
√
|
√
|
√
|
Sampel 2
|
5.
|
Indofood Sukses Makmur Tbk
|
√
|
√
|
√
|
Sampel 3
|
6.
|
Mayora Indah Tbk
|
√
|
√
|
-
| |
7.
|
Multi Bintang Indonesia Tbk
|
√
|
√
|
√
|
Sampel 4
|
8.
|
Prasidha Aneka Niaga Tbk
|
√
|
√
|
-
| |
9.
|
Nippon Indosari Corporindo Tbk
|
√
|
√
|
√
|
Sampel 5
|
10.
|
Sekar Laut Tbk
|
√
|
√
|
-
| |
11.
|
Siantar Top Tbk
|
√
|
√
|
-
| |
12.
|
Tiga Pilar Sejahtera food Tbk
|
√
|
√
|
-
| |
13.
|
Ultra Jaya Milk Tbk
|
√
|
√
|
√
|
Sampel 6
|
14.
|
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
|
√
|
√
|
√
|
Sampel 7
|
Tabel 3.2
Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel Peneliti
No.
|
Nama Perusahaan
|
Kode
|
1.
|
Akasha Wira International Tbk
|
ADES
|
2.
|
Delta Jakarta Tbk
|
DLTA
|
3.
|
Indofood Sukses Makmur Tbk
|
INDF
|
4.
|
Multi Bintang Indonesia Tbk
|
MLBI
|
5.
|
Nippon Indosari Corporindo Tbk
|
ROTI
|
6.
|
Ultra Jaya Milk Tbk
|
ULTJ
|
7.
|
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
|
ICBP
|
Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi dan tidak memerlukan pengolahan lebih lanjut seperti keuangan tahunan. Data penelitian diperoleh dari media internet berupa bentuk laporan keuangan yang dipublikasikan.
Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Definisi opersional memberikan pengertian terhadap konstruk atau memberikan variabel dengan menspesifikasikan kegiatan atau tindakan yang diperlukan peneliti untuk mengukur. Variabel yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah variabel independen dan variabel dependen.
Variabel independen
Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (terikat) atau variabel lainnya (Sugiyono, 2006). Variabel independen dalam penelitian ini terdiri dari leverage, ukuran perusahaan, struktur kepemilikan saham manajerial, struktur kepemilikan saham institusional, dan struktur kepemilikan saham asing.
Tingkat leverage
Leverage merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sampai seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang. Variabel leverage dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan rasio utang terhadap total aset.
Ukuran perusahaan
Pada penelitian ini ukuran perusahaan diukur berdasarkan total aktiva yang dimiliki perusahaan, karena nilai aktiva relatif lebih stabil dan dapat menggambarkan ukuran perusahaan. Total aktiva tersebut adalah dalam jutaan rupiah, hingga perlu disederhanakan untuk mendapatkan data yang lebih mudah untuk dihitung.
Struktur Kepemilikan Manajerial
Struktur kepemilikan saham manjerial menunjukkan seberapa besar kepemilikan saham manajer dalam perusahaan dimana manajer tersebut bekerja. Kepemilikan saham manajerial diukur berdasarkan persentase kepemilikan saham yang dimiliki manajerial.
Struktur Kepemilikan Saham Institusional
Struktur kepemilikan saham intitusional menunjukkan seberapa besar kepemilikan saham yang dimiliki oleh institusi seperti perusahaan asuransi, bank, yayasan dan lain-lain. dalam perusahaan dimana manajer tersebut bekerja. Kepemilikan saham institusional diukur berdasarkan persentase kepemilikan saham yang dimiliki pihak-pihak yang berbentuk institusi.
Struktur Kepemilikan Saham Asing
Struktur kepemilikan saham asing menunjukkan seberapa besar kepemilikan saham yang dimiliki oleh negara lain dalam suatu perusahaan. Kepemilikan saham asing diukur berdasarkan persentase kepemilikan saham yang dimiliki oleh pihak asing atau pihak luar negeri.
Variabel dependen
Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat adanya variabel bebas (Sugiyono, 2006). Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengungkapan tanggung jawab sosial.
Pengungkapan sosial merupakan data yang diungkap oleh perusahaan berkaitan dengan aktifitas sosialnya yang meliputi tema lingkungan, energi, kesehatan dan keselamatan kerja, lain-lain tentang tenaga kerja, produk, keterlibatan masyarakat dan umum.
Pengukuran variabel ini dengan mengukur pengungkapan sosial laporan tahunan yang dilakukan dengan pengamatan mengenai ada tidaknya suatu item informasi yang ditentukan dalam laporan tahunan, apabila item informasi tidak ada dalam laporan keuangan maka diberi skor 0 dan apabila item informasi ada dalam laporan keuangan maka diberi skor 1. Metode ini sering dinamakan checklist data.
Tabel 3.3
Tabel Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Variabel
|
Item
|
Definisi
|
Pengukuran
|
Skala
|
Leverage
|
Kemampuan perusahaan untuk membiayai kewajiban jangka panjangnya
|
Rumus:
Kewajiban / total asset
|
Rasio
| |
Independen
|
Size
|
Ukuran Peusahaan
|
Ukuran perusahaan dapat dilihat dari LN aktiva yang dimiliki perusahaan.
|
Rasio
|
Struktur kepemilikan
|
Srtuktur kepemilikan (manajerial, institusi, asing) saham secara umum terhadap perusahaan
|
Persentase kepemilikan saham
|
Rasio
| |
Dependen
|
indeks pengungkapan tanggung jawab sosial
|
Data yang diungkap oleh perusahaan berkaitan dengan aktivitas sosialnya
|
Rumus:
Jumlah item yang diungkapkan perusahaan / Jumlah item yang diharapkan
|
Rasio
|
Metode Analisis Data
Data penelitian yang telah dikumpulkan diolah, kemudian akan dianalisis untuk memperoleh jawaban atas permasalahan yang timbul dalam penelitian ini. Metode analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan analisis statistik yang mengunakan regresi linier berganda dan menggunakan software SPSS 20. Metode dan teknik analisis dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
Statistik deskriptif
Statistik deskriptif didefenisikan merupakan suatu metode dalam menganalisis data, sehingga diperoleh gambaran yang teratur mengenai suatu kegiatan. Ukuran yang digunakan dalam deskriptif antara lain: frekuensi, tendensi sentral (mean, median dan modus), dispersi (standar deviasi dan varian) dan koefisien korelasi antara variabel penelitian. Ukuran yang digunakan dalam statistik deskriptif tergantung pada tipe skala pengukuran construct yang digunakan dalam penelitian (Ghozali, 2005).
Uji asumsi klasik
Karena data yang digunakan adalah data sekunder, maka untuk menetapkan ketepatan model perlu dilakukan pengujian atas beberapa asumsi klasik yang mendasari model regresi. Penyimpangan asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini meliputi uji normalitas, multikolinearitas, heteroskedastisitas dan autokorelasi.
Uji normalitas
Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu memiliki distribusi normal (Ghozali, 2005: 110). Uji normalitas data dapat dilakukan melalui dua cara yaitu analisis grafik dan analisis statistik.
Analisis grafik digunakan untuk melihat normalitas data dilakukan dengan melihat grafik histogram dan kurva normal probability plot. Pada grafik histogram, suatu data dikatakan normal jika bentuk kurva memiliki kemiringan yang cenderung seimbang baik pada sisi kiri maupun pada sisi kanan atau berbentuk lonceng. Pada kurva normal probability plot, data dikatakan normal apabila titik-titik data menyebar di sekitar garis diagonal atau mengikuti arah garis diagonal.
Analisis statistik dilakukan dengan uji kolmogorov-Smirnov Test. Uji ini dilakukan untuk memastikan secara statistik apakah data disepanjang garis diagonal berdistribusi normal. Data dikatakan normal apabila hasil pengujian menunjukkan nilai siginifikan diatas 0.05, dan jika nilai signifikansinya lebih kecil dari 0.05 maka distribusi data adalah tidak normal.
Uji multikolinearitas
Pengujian ini berguna untuk mengidentifikasi apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebasnya (Ghozali, 2005: 91). Untuk melihat ada atau tidaknya multikolinearitas dalam model regresi dilihat dari nilai tolerance dan lawannya Variance Inflation factor (VIF). Batasan umum yang dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance > 0,1 atau VIF < 10 (Ghozali, 2010). Model regresi linier berganda harus terbebas dari gejala multikolinieritas agar dapat digunakan dalam penelitian.
Uji heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi telah terjadi ketidaksamaan varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali, 2005: 105). Konsekuensinya adanya heteroskedastisitas dalam model regresi adalah penaksir yang diperoleh tidak efisien, baik dalam sampel kecil maupun besar. Untuk mengukur ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan salah satu cara yaitu dengan melihat grafik Scatterplot. Cara memprediksi pola gambar Scatterplot adalah sebagai berikut:
1) Titik- titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka 0.
2) Titik- titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja.
3) Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar.
4) Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola.
Uji autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode saat ini dengan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya. Ghozali (2005: 95) menyatakan bahwa “uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya)”. Pengujian autokorelasi pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teori Durbin-Watson:
1) Angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif.
2) Angka D-W di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi.
3) Angka D-W di atas +2 berarti autokorelasi negatif.
Analisis regresi berganda
Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Analisis ini digunakan untuk menganalisis pengaruh dua variabel atau lebih dan juga menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen. Adapun rumus dari regresi linier berganda (multiple linier regression) adalah sebagai berikut.
Y = a + + + + + + e
Keterangan:
Y = Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan
= Debt to asset ratio (DAR)
= Ukuran perusahaan (SIZE)
= Struktur Kepemilikan Saham Manajerial (SKM)
= Struktur Kepemilikan Saham Institusional (SKI)
= Struktur Kepemilikan Saham Asing (SKA)
a = Konstanta
, = Koefisien regresi dari setiap variabel independen
e = Faktor error
Pengujian hipotesis
Adapun pengujian terhadap hipotesis yang diajukan dilakukan dengan cara sebagai berikut.
Uji koefisien determinasi
Koefisisen determinasi ( R² ) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen. Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen sangat terbatas. Nilai R Square dikatakan baik jika diatas 0,5 karena nilai R Square berkisar antara 0 dan 1.
Uji Simultan (Uji F)
Siginifikansi model regresi secara simultan diuji dengan melihat perbandingan antara F-Tabel dan F-hitung. Selain itu akan diihat nilai signifikansi (sig), dimana jika nilai probabilitas (P-value) dibawah 0.05 maka variabel independen dinyatakan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Uji F dilakukan untuk menujukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model regresi berganda mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Ghozali, 2005: 84). Kriteria yang digunakan dalam menerima atau tidak dapat menerima hipotesis adalah sebagai berikut.
- Apabila Fhitung < Ftabel, pada α > 0.05 maka hipotesis ditolak (koefisisen regresi tidak signifikan). Ini berarti bahwa secara simultan kelima variabel independen tersebut tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
- Apabila Fhitung > Ftabel, pada α < 0,05 maka hipotesis diterima (koefisien regresi signifikan). Hal ini berarti secara simultan kelima variabel independen tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
Uji Parsial (Uji t)
Uji parsial digunakan untuk menguji seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2005: 84). Pengujian dilakukan dengan menggunakan significance level 0.05. Kriteria yang digunakan dalam menerima atau tidak dapat menerima hipotesis penelitian adalah.
- Apabila t-hitung < t-tabel, pada α > 0,05 maka hipotesis ditolak (koefisien regresi tidak signifikan). Ini berarti bahwa secara parsial variabel independen tersebut tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
- Apabila t-hitung > t-tabel, pada α < 0,05 maka hipotesis diterima (koefisien regresi signifikan). Ini berarti secara parsial variabel independen tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
No comments:
Post a Comment