Menurut bentuk fisiknya cerita pendek adalah cerita yang cukup pendek sehingga dapat dibaca dan rampung sekali. Selain itu cerpen sering disebut fiksi atau rekaan. Oleh karena itu penutur yang diceritakan dalam cerita pendek bukanlah penuturan cerita yang pernah terjadi, melainkan hasil cerita sesuai dengan kejadian kehidupan.
Untuk lebih jelasnya, peneliti mengambil beberapa pendapat dari beberapa ahli mengenai pengertian cerpen. KBBI (2007:109) menyatakan “Cerpen adalah cerita pendek yang terdiri kurang dari 10.000 kata yang memberikan kesan tunggal yang dominan dan memusatkan diri pada satu tokoh dalam satu situasi”.
H.B Jassin (Antilan 2001:52) bahwa “Cerpen adalah cerita yang pendek”. Sedangkan Rosidi dalam Antilan (2001:53) menyatakan “Cerpen adalah cerita yang pendek dan merupakan kebulatan ide”.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas maka dapat diambil kesimpulan “cerpen adalah cerita yang pendek yang kurang dari 10.000 kata yang memiliki satu arti yang terikat pada satu kesatuan jiwa”. Dengan demikian efektivitas menulis cerpen adalah kesanggupan menuangkan ide atau memformulasikan kata-kata dalam bentuk cerita fiktif (rekaan).
Menulis merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam seluruh proses belajar yang dialami siswa selama menuntut ilmu di sekolah. Tujuan yang diharapkan dalam pembelajaran menulis adalah agar siswa mampu mengungkapkan gagasan, pendapat, dan pengetahuan secara tertulis serta memiliki kegemaran menulis (Depdikbud). “Menulis yang dimiliki siswa dapat mengembangkan kreativitas dan dapat mempergunakan bahasa sebagai sarana menyalurkan kreativitasnya dalam kehidupan sehari-hari”. Pembelajaran menulis memiliki berbagai macam bentuk. Salah satunya adalah menulis carpen. Sumardjo (2004:97) menyatakan “Keahlian untuk memberikan gambaran suatu kenyataan mencerminkan pribadi, gaya hidupnya sendiri” gaya ini berhubungan dengan pribadi penulisnya.
Menulis cerpen harus banyak berimajinasi karena cerpen memang karya fiksi yang berbentuk prosa, peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam cerpen hanya direkayasa oleh pengarang (Wiyanto 2005:96) cerpen (atau cerita pendek) adalah karangan yang berbentuk prosa. Dalam cerpen dikisahkan sepenggal kehidupan tokoh (pelaku), yang penuh pertikaian penuh peristiwa yang mengharukan atau menyenagkan, dan mengandung kesan yang tidak mudah dilupakan.
Wiyanto (2005:100) menyatakan: Dalam mengembangkan ide menjadi cerpen, kita harus menyadari peran bahasa. Bahasa adalah bahan baku cerpen. Bahasa sebagai bahan baku itu harus dimanfaatkan sebaik-baiknya dengan cara memilih kata-kata yang tepat. Merangkainya menjadi kalimat yang baik, dan tentu saja dalam penulisannya harus sesuai dengan tanda baca dan ejaan yang belaku.
Kosasih (2004:266) mengungkapkan bahwa menulis cerpen itu akan dijelaskan dalam pemaparan berikut:
- Paragraf pertama yang mengesankan adalah paragraf pertama langsung masuk ke pokok persoalan supaya tidak membosankan.
- Pertimbangkan pembaca dengan baik, pembaca sebagai konsumen, jelas memerlukan bacaan yang baru, segar, unik, menarik, dan menyentuh rasa kemanusiaan.
- Menggali suasana, melukiskan suasana suatu latar kadang-kadang memerlukan detail yang apik dan kreatif.
- Menggunakan kalimat efektif, kalimat yang berdaya guna langsung memberikan kesan kepada pembaca. Harus memiliki kosa kata dan gaya bahasa agar cerita itu mengalir dengan lancar dan tidak membosankan.
- Menggerakkan tokoh (karakter), tokoh-tokoh yang hadir dalam cerpen senantiasa bergerak secara fisik atau psikis hingga terlukis kehidupan sebagaimana wajarnya dalam kehidupan sehari-hari.
- Fokus cerita, cerpen harus terfokus pada stu persoalan pokok.
- Sentakan akhir, cerpen harus diakhiri ketika persoalan sudah dianggap selesai. Kecendrungan cerpen-cerpen mutakhir adalah sentakan akhir yang menyarankan, yang membuat pembaca ternganga dan penasaran.
Menulis sebenarnya juga mengemukakan pribadi sendiri.Pengarag juga memiliki ketangkasan menulis, menyusun cerita yang menarik. Untuk itu pengarang harus mempunyai kemampuan yang dapat menuliskan cerita yang menarik. Oleh sebab itu pengarang yang mau menulis tentang hal yang menarik harus mempunyai sikap yang mendasarinya, yaitu kesangguapan tentang ide-idenya.
Maka kemampuan menulis cerpen adalah kesanggupan seorang pengarang yang mempunyai ide dan kreatif dalam keyakinan hidup apa yang akan dibuktikan dan dikembangkan dengan imajinasi pikiran yang dituliskan menjadi cerita pendek.
No comments:
Post a Comment