Karakteristik pengasuh


BAB II TINJAUAN PUSTAKA - 
Pengasuh : 
Parent (pengasuh) dalam parenting memiliki beberapa defenisi ibu, ayah, seseorang yang akan membimbing dalam kehidupan baru. Seseorang penjaga, maupun seorang pelindung. Parent (pengasuh) adalah seseorang yang mendampingi dan menbimbing semua tahapan pertumbuhan anak yang merawat, melindungi, mengarahkan kehidupan baru anak dalam setiap tahapan perkembangannya (Okvina, 2008).

Karakteristik pengasuh
  1. Umur adalah lama waktu perjalanan hidup responden yang dihitung sejak dia dilahirkan sampai batas penelitian dilakukan yang dinyatakan dalam satuan tahun sesuai dengan pengakuan responden.
  2. Pendidikan merupakan usaha sadar terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya.
  3. Pengetahuan merupakan hasil “Tahu” dan terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek.
Pengetahuan dalam domain kognitifmempunyai 6 tingkatan menurut Notoadmojo, 2007:
a. Tahu (Know)
Diartikan sebagai suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya termasuk keadaan – keadaan pengetahuan ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.

b. Memahami (Compherension)
Diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara besar tentang objek untuk diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar dapat menjelaskan, menyebutkan meramalkan terhadap objek yang dipelajari.

c. Analisis
Diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau objek kedalam komponen tetapi masih dalam suatu struktur organisasi yang saling terkait.

d. Sintesis
Adalah menunjuk pada suatu kemampuan untuk meletakan atau menghubungkan bagian – bagian dalam bentuk keseluruhan yang baru.

e. Evaluasi
Berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek.

4. Lama bekerja adalah suatu kegiatan yang telah dilakukan untuk mendapatkan sesuatu selama kurun waktu 
    tertentu. (Notoadmojo, 2003)

Sikap Seorang Pengasuh Balita
  • Seorang pengasuh sebaiknya bersikap lemah lembut dan penyabar namun tetap tangkas dalam merawat balita. 
  • Bertangung jawab terhadap pekerjaanny dalam merawat balita ( Saskia, 2009 ).
Tugas Pengasuh Balita
a. Memperhatikan balita baik makanan, minuman, kebersihan dirinya dan pakaian.
b. Memperhatikan segi psikologis dan emosional balita. Karena balita juga dapat mengalami stress yang 
    menyebabkan balita rewel.
c. Jangan hanya mengurung balita didalam rumah karena dapat menyebabkan balita takut berinteraksi 
    dengan orang lain, oleh sebab itu ajaklah balita berjalan – jalan ditempat yang ramai untuk 
    memperkenalkannya kedunia luar.
d. Berikan mainan yang cukup dan juga dapat mengurangi tingkat stresnya, jauhkan balita dari barang pecah 
    belah yang dapat mencederai balita.
e. Jauhkan juga balita dari binatang – binatang peliharan untuk menghindarkan dari penyakit (Saskia, 2009 ).
f. Merawat dan menangani keperluan balita asuhannya, termasuk sterilisasi botol susu, mencuci baju balita, 
   membuat MPASI, mengantar dan mengawasi di preschool.


g. Mendidik dan mengajari cara bergaul, memberi pemahaman tentang yang diajarkan disekolah, serta memperhatikan kesehatan balita asuhannya (sandy, 2010).

Pengasuh yang Ideal
Dapat dilihat dari beberapa factor :

a. Usia
Mengurus balita bukanlah hal mudah, dibutuhkan hal kedewasaan berpikir dan bersikap dalam menerjemahkan setiap keinginan dan perilaku anak. Usia pengasuh sebaiknya diatas 17 tahun 

b. Penampilan Luar
Kebersihan dan kerapian dapat dinilai dari penampilan luar seseorang. Misalnya berpakaian rapi, berkuku bersih dan pendek, rambut tersisir rapi dan tak berketombe, kulit bersih, tidak bau badan atau bau mulut, sekaligus bersih dan rapi merawat anak, misal selalu membersihkan alat kelamin sikecil setelah mengompol dan setelahnya mencuci tangan.

c. Kesehatan 
Kesehatan pengasuh sangat penting, baik fisik maupun mental.

d. Ceria, Sabar dan Jujur
Pengasuh yang memiliki sikap ceria akan berdampak pada sikecil, lebih baik apabila ia memiliki rasa humor sehingah bisa memberi suasana gembira pada anak. Sabar juga menjadi modal utama dalam pengasuhan anak, sabar bukan diartikan tidak boleh marah, tetapi tidak dengan intonasi suara tinggi apalagi mengunakan kata – kata kasar lebih baik memberitahu dan menegur anak bila melakukan kesalahan. Dan kejujuran juga mutlak diperlukan.

e. Punya Pengetahuan Dasar
Pengasuh wajib mengetahui gejala penyakit pada umumnya diderita anak, dan mampu mengatasinya pada gejala awal dan dapat melakukan pencegahan suatu penyakit, dan mengetahui tumbuh kembang anak. 

f. Bisa Mendongeng dan Bernyanyi
Pengasuh dapat menceritakan dongen dan dapat memilih cerita yang baik untuk anak, dan kemampuan bernyayi wajib dimiliki karena bernyanyi adalah suatu kegiatan yang disenangi oleh anak – anak (Sandy, 2010).


Konsep Pengasuhan ( Parenting ) yang harus diketahui seorang pengasuh ataupun orang tua.
Pengasuhan meliputi beberapa aspek :
1. Pengasuhan Fisik
Mencakup semua aktifitas yang betujuan agar anak dapat bertahan hidup dengan baik dengan menyediakan kebutuhan dasarnya seperti makan, kehangatan, kebersihan, ketenangan, waktu tidur, dan kepuasan ketika membuang sisa metabolisme dalam tubuhnya.

2. Pengasuhan Emosi
Mencakup pengasuhan agar anak merasa dihargai sebagai seorang individu, mengetahui rasa dicintai, serta memperoleh kesempatan untuk menentukan pilihan dan untuk mengetahui resikonya, pengasuhan emosi ini bertujuan agar anak mempunyai kemampuan yang stabil dan konsisten dalam berinteraksi dengan lingkunganya menciptakan rasa aman, serta menciptakan optimistik atas hal – hal baru yang akan ditemui oleh anak.

3. Pengasuhan Sosial
Pengasuhan ini bertujuan agar anak tidak merasa terasing dari linkungan sosialnya yang akan berpengaruh terhadap perkembangan anak pada masa – masa selanjutnya. Pengasuhan sosial ini menjadi sangat penting karena hubungan sosial yang dibangun dalam pengasuhan akan membentuk sudut pandang terhadap dirinya sendiri dan lingkunganya.

Konsep Pengauhan mencakup beberapa pengertian pokok antara lain :
  • Pengasuhan bertujuan untuk mendorong pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal baik secara fisik, mental maupun sosial.
  • Pengasuhan merupakan sebuah interaksi yang terus – menerus antara orang tua dengan anak.
  • Pengasuhan adalah peroses sosialisasi.
  • Pengasuhan sebagai sebuah proses interaksi dan sosialisasi proses pengasuhan tidak dapat dilepaskan dari sosial budaya dimana anak dibesarkan (Okvina, 2010).
Gizi Anak Balita
Anak sehat yang memperoleh asupan energi dan zat gizi yang cukup pada umur 2 tahun berat badan mencapai 4 kali berat badan lahir. Bagi orang dewasa kebutuhan energi dan zat gizi diperlukan untuk pemeliharaan, maka pada anak kebutahan ini terutama untuk pertumbuhan dan perkembangan. Pada umur 1 – 3 tahun kecukupan energi yang dianjurkan adalah 100 Kkal/ Kg berat badan atau 1300 Kkal /hari, umur 4 – 6 tahun 90 Kkal/Kg berat badan atau 1800 Kkal/hari. Kebutuhan protein meningkat seiring peningkatan umur, atau untuk anak umur 1 – 3 tahun 1,2 g dan untuk anak umur 4 – 6 tahun 1,2g/Kg berat badan/hari.Kebutuhan asam lemak linoleat adalah antara 1 – 2 % total kalori yang merupakan prekusor asam arisodonat (AA) dan asam lemak prekusodokosaheksanoit (DHA) yang penting untuk pembentukan system syaraf pusat. Masa kanak – kanak terjadi pertambahan mineral tubuh yang cepat. Kebutuhan mineral khusunya kalium dan natrium mudah terpenuhi karena hampir semua makanan mengandung unsur tersebut yang dibutuhkan oleh anak untuk pertumbuhan tulang. Sampai dengan umur 10 tahun kebutuhan kalsium /hari adalah 800mg/hari, dan anjuran konsumsi zat besi per hari untuk anak umur 1 – 10 tahun 10mg/hari. Pada taraf awal kekurangan zat besi, maka kadar feritin darah rendah selanjutnya jika tidak diatasi maka kadar haemoglobin tergangu, kadar hemoglobin sampai anak usia 5 tahun seharusnya mencapai 110mg/dl (Achsin, 2003).

Anak berumur 1 – 3 tahun akan mengalami pertumbuhan berat badan sebanyak 2 – 2,5 Kg, dan tinggi badan sebesar rata – rata 12cm setahun (tahun ke- 2 12cm, ke-3 8 – 9cm). Dengan baku WHO – NCHS rata – rata berat anak usia 1, 2, dan 3 tahun berturut – turut 10,2, 12,6, 14,7, Kg (untuk anak pria), 9,5, 11, 9, 13,9 Kg (untuk anak wanita). Tinggi badan pria masing – masing 76,1, 87,6, 95,6 cm , Tinggi badan wanita berturut – turut 74,3, 86,5, dan 95,6 cm. Perkembangan mental anak dapat dilihat dari kemampuannya mengatakan “tidak” terhadap makanan yang ditawarkan. Penolakan itu tentu saja tidak boleh dijadikan alasan oleh para orang tua untuk memulai ‘’perang dimeja makan” karena ketegangan justru makin memicu dan memacu sikap yang defesif. Ada baiknya diadakan kompromi, anak diberi pilihan satu atau dua macam makanan. Ada banyak penelitian dilaporkan bahwa pada usia ini kebanyakan anak hanya makan satu jenis makanan selama bermingu – mingu. Orang tua tidak perlu gusar asal makanan tersebut dapat memenuhi kebutuhan gizi anak, sementara itu orang tua (pengasu anak) tidak boleh jera menawarkan kembali jenis maknan lain setiap kali makan (Arisman, 2004).

Masalah Gizi Anak Balita
Anak balita mengalami pertumbuhan badan yang cukup pesat sehingga memerlukan zat – zat gizi yang tinggi setiap kg berat badan anak balita ini justru merupakan kelompok umur yang paling sering menderita akibat kekurangan gizi. Beberapa kondisi dan anggapan orang tua dan masyarakat justru merugikan penyediaan makanan bagi kelompok anak balita adalah :
  1. Kondisi anak balita adalah dalam priode transisi dari makanan bayi kemakanan dewasa sehingga masih memerlukan adaptasi.
  2. Anak umur ini seringkali tidak lagi begitu diperhatikan dan pengurusannya sering diserahkan kepada orang lain seperti saudara atau pengasuh terutama ibu yang memiliki anak lain yang lebih kecil.
  3. Anak balita belum mamapu mengurus dirinya sendiri dengan baik terutama dalam hal makanan sedangkan ia tidak begitu lagi diperhatikan orang tuanya dengan akibat kebutuhanny mungkin tidak terpenuhi.
  4. Anak balita mulai bermain dan bergerak lebih luas dan turun kebawah ( kelantai ) yang belum tentu dalam keadaan memenuhi syarat kebersihan sehingga anak balita ini sangat besar kemungkinanaya terkena kotoran dan mengalami penyakit karena teriinfeksi (Soegeng, 1999).
Masalah gizi utama pada anak balita saat ini yaitu kurang energi protein (KEP), kurang vit A (KVA), Anemia gizi besi (AGB), dan gangguan akibat kurang yodium (GAKI), dan obesitas.

a. Kurang Energi Protein (KEP)
Kekurangan protein sering ditemukan secara bersamaan dengan kekurangan energi yang menyebabkan kondisi yang dinamakan marasmus atau kwashiorkor yang sering terjadi pada anak balita dan selanjutnya akan terjadi gangguan pertumbuhan. Ditandai dengan tanda – tanda klinis; wajah sangat kurus, muka seperti orang tua, perut cekung, kulit keriput disebut marasmus. Dan apabila ada bengkak, terutama pada kaki, wajah membulat dan sembab disebut kwashiorkor atau busung lapar (Mitayani, 2010).

b. Kurang Vitamin A
Penyakit mata akibat kurangan vit A disebut xerophatalmia penyakit yang penyebab kebutaan yang sering terjadi pada anak – anak diindonesia yang umumnya terjadi pada usia 2 – 3 tahun. Hal ini karena setelah disapihi, anak tidak diberi makanan yang memenuhi syarat gizi. Sementara anak itu belum biasa mengambil makanan sendiri.

c. Anemia Gizi Besi (AGB) 
Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar haemoglobin darah kurang dari pada harga normal.

d. Gangguan Akibat Kurang Yodium
Gangguan akibat kurang yodium tidak hanya menyebabkan pembesaran kelenjar gondok tetapi juga berbagai macam gangguan lain. Seperti gangguan fungsi mental dan perkembangan fisik. Kekurangan yodium pada tingkat berat dapat mengakibatkan cacat fisik dan mental seperti tuli, bisu tuli, pertumbuhan badan terganggu, badan lemah, kecerdasan dan perkembangan mental terganggu (Sipariasa, 2001).

e. Obesitas
0besitas atau kelebihan berat badan pada anak terjadi karena ketidak seimbangan antara energi yang masuk dengan keluar, terlalu banyak makan, terlalu sedikit olahraga, atau keduanya. Laju pertumbuhan berat selayaknya dihentikan atau diperlambat sampai proporsi berat terhadap tinggi badan kembali normal (Arisman, 2004).

Status Gizi
Menurut Soekirman (2000), status gizi berarti keadaan kesehatan fisik seseorang atau sekelompok orang yang ditentukan dengan satuan atau dua kombinasi dari ukuran – ukuran gizi tertentu. Suhardjo 1986, mengatakan bahwa status gizi adalah keadaan tubuh yang disebabkan oleh konsumsi penyerapan dan penggunaan makanan. Dari pendapat tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa, status gizi merupakan keadaan atau tingkat kesehatan seseorang pada waktu tertentu akibat pangan pada waktu sebelumnya. 

Faktor penyebab menurunnya status gizi pada bayi dan balita :
1. Pola makan yang salah.
2. Pemantauan tumbuh kembang dan penentuan status gizi secara berkala (sebulan sekali pada tahun 
    pertama ).
3. Faktor sosial.
4. Faktor ekonomi.
5. Faktor infeksi (Mitayani, 2010).

No comments:

Post a Comment