BAB I PENDAHULUAN - A. Latar Belakang Masalah : Setiap masalah sangat membutuhkan modal kerja (working capital) maupun membayar kegiatan operasionalnya baik perusahaan kecil, perusahan sedang maupun perusahaan maju sekalipun. Modal kerja diperlukan untuk pembiayaan kegiatan operasional perusahaan seperti pembelian bahan baku, biaya produksi, biaya penjualan administrasi , upah tenaga kerja, gaji karyawan kantor dan lain-lain sebagainya.
Modal kerja merupakan salah satu aspek terpenting dalam perusahaan, apabila perusahaan tidak dapat mempertahankan tingkat modal kerja yang memuaskan maka kemungkinan perusahaan akan berada dalam valid dan bahkan mungkin dilikuidasi. Aktiva lancar harus cukup besar untuk menutupi hutang lancar sedemikian rupa. Sehingga adanya tingkat keamanan (margin of safety) yang memuaskan.
PT.Socfindo Indonesia merupakan suatu perusahaan swasta yang bergerak dalam bidang perkebunan kelapa sawit dan mengelolanya sehingga kelapa sawit tersebut dapat dijual dalam bentuk Crude Palm Oil (CPO).Perencanaan dan pengawasan modal kerja merupakan dua hal yang sangat berkaitan. Perencanaan yang baik akan efektif bila selalu diawasi dengan baik pula, sementara pengawasan tidak akan berarti jika proses perencanaan yang dilakukan tidak tepat jika proses perencanaan dan pengawasan telah dilakukan dengan baik, kemungkinan tujuan perusahaan akan dapat terpenuhi.
Dalam penyusunan perencanaan dan pengawasan modal kerja diharapkan segala tindakan dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana dan kebijakan manajemen. Kemungkinan penyelewengan yang dapat merugikan perusahaan akan lebih kecil, manajemen dituntut untuk menjaga dan mencegah terjadinya penyimpangan terhadap penggunaan modal kerja sehingga modal kerja digunakan secara efisien agar dapat melancarkan usaha produktivitas perusahaan.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk membuat penelitian dengan judul “ Analisa Perencanaan dan Pengawasan Modal Kerja pada PT.Socfin Indonesia “.
B. Identifikasi Masalah
Setelah menguraikan latar belakang masalah maka
penulis dapat mengidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut :
- Apakah PT.Socfin Indonesia telah merencanakan dan mengawasi modal kerja dengan baik?
- Apakah modal kerja yang dimiliki perusahaan telah digunakan secara efisien untuk pencapaian laba yang diinginkan ?
C. Batasan dan Rumusan Masalah
Batasan masalah
Dalam hal ini penulis hanya membatasi pembahasan pada
hal yang berhubungan dengan sumber dan penggunaan modal kerja pada perusahaan.
Rumusan
Masalah
Dari latar belakang masalah dan batasan masalah di
atas, maka penulis merumuskan penelitian sebagai berikut: “ Apakah perencanaan
dan pengawasan modal kerja telah diterapkan secara efisien ?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan penelitian
Adapun
tujuan penelitian adalah untuk mengetahui apakah perencanaan dan pengawasan
modal kerja sudah diterapkan secara efesien.
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian penulis adalah :
- Sebagai bahan pertimbangan dan perbandingan bagi perusahaan dalam menyusun perencanaan dan pengawasan modal kerja pada waktu yang akan datang.
- Dapat memperluas pengetahuan dan wawasan penulis mengenai teorinya tetapi juga mengenai pelaksanaannya di perusahaan.
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Kerangka Teoritis
a. Pengertian Perencanaan
Menurut Malayu (2001 : 91), “Perencanaan (planning) adalah fungsi dasar (fundamental) manajemen, karena organizating, staffing, directing dan controlling pun harus terlebih dahulu
direncanakan”. Perencanaan ini adalah dinamis. Perencanaan ini ditujukan pada
masa depan yang penuh dengan ketidakpastian, karena adanya perubahan kondisi
dan situasi.
Dari pengertian diatas, maka dapat diambil kesimpulan
bahwa perencanaan adalah suatu proses penentuan terlebih dahulu kegiatan atau
aktivitas yang dilakukan di waktu yang akan datang untuk menghadapi berbagai
ketidakpastian dan alternatif yang mungkin akan terjadi. Perencanaan ini dalah
memilih, artinya memilih tujuan, dan cara terbaik untuk mencapai tujuan.
Tujuan Perencanaan
Salah satu tujuan perencanaan adalah melihat bahwa
program-program dan penentuan sekarang dapat digunakan untuk meningkatkan
kemungkinan tercapainya tujuan-tujuan diwaktu yang akan datang, yaitu
meningkatkan pembuatan keputusan yang lebih baik.
|
Manfaat
dari perencanaan adalah :
- Membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan.
- Membantu penempatam tanggung jawab lebih cepat.
- Memudahkan dalam melakukan koordinasi diantara berbagai bagian organisasi.
- Membuat tujuan yang khusus, terperinci dan lebih mudah dipahami.
- Meminimkan pekerjaan yang tidak pasti.
- Menghemat waktu, usaha dan dana.
b. Pengawasan
Pengawasan atau controlling adalah fungsi manajemen yang sangat penting. Fungsi itu
merupakan tugas pimpinan yang berhubungan dengan usaha untuk lebih menjamin
agar aktivitas perusahaan terlaksana dengan baik sehingga tujuan dapat tercapai
sesuai dengan yang telah ditetapkan.
Menurut Mulyadi (2002 : 93), pengawasan adalah
1.
Usaha untuk mencapai atau mempertahankan suatu keadaan
atau kondisi yang diinginkan
2.
Suatu sistem atau proses yang mana rencana dan
pelaksanaan dibandingkan yang berfungsi sebagai dasar untuk menetapkan reaksi yang
memadai terhadap hasil-hasil pelaksanaan tersebut.
Menurut Anthony (2002 : 49), “Pengawasan adalah pengukuran dan koreksi
terhadap kegiatan para bawahan untuk menjamin bahwa apa yang terlaksana itu
cocok dengan rencana. Jadi pengawasan mengukur pelaksanaan kerja atau prestasi
dengan membandingkan tujuan dan rencana, memperlihatkan dimana ada penyimpangan
dan mengadakan tindakan perbaikan atas penyimpangan guna menjamin pencapaian
rencana.”
Dari pengertian diatas dapat
dikemukakan bahwa pengawasan dilakukan oleh pimpinan, agar lebih menjamin bahwa
pelaksanaan sesuai dengan rencana.
Pada dasarnya fungsi
pengawasan dilakukan pihak manajemen bertujuan untuk :
- Mempertebal rasa tanggung jawab
Dalam pelaksanaan pengawasan dapat diketahui tugas dan masing-masing
personil dalam pelaksanaan kegiatan perusahaan. Dengan demikian tidak akan ada
karyawan yang akan saling menyalahkan.
- Mencegah terjadinya penyimpangan atas kesalahan.
Dengan dilakukan pengawasan yang baik maka kemungkinan terjadinya
kesalahan akan sangat kecil.
- Memperbaiki berbagai penyimpangan atas kesalahan yang terjadi.
Bila dalam hal pengawasan ditemukan penyimpangan, maka dapat segera
dilakukan perbaikan sehingga kesalahan yang dapat merugikan perusahaan dapat
dihindari.
Ada
beberapa langkah yang harus dilakukan dalam mengadakan pengawasan yaitu :
- Memenuhi standar
Standar merupakan suatu kriteria untuk mengukur hasil pekerjaan yang
sudah dilakukan. Standar yang dibuat biasanya didasarkan pada suatu kondisi
atau kemampuan kerja moral.
- Melakukan tindakan koreksi
Urutan –urutan yang
dilaksanakan dalam melaksanakan koreksi ini adalah:
- Mengamati masalah yang dihadapi
- Memberi kemungkinan untuk mengatasi adanya kesalahan
- Menentukan cara-cara untuk mengadakan koreksi yang paling tepat
- Membandingkan kegiatan yang dilakukan dengan standar
Langkah ini dilakukan untuk mengetahui sampai seberapa jauh adanya
penyimpangan yang telah terjadi.
Tujuan Pengawasan
Tujuan utama pengawasan adalah
mengusahakan agar apa yang direncanakan sesuai dengan kenyataan. Untuk dapat
merealisasikan tujuan utama tersebut, maka pengawasan pada tahap pertama
bertujuan agar pelaksanaan sesuai dengan instruksi-instruksi yang ditekankan.
Tahap berikutnya untuk mengetahui kelemahan serta kesulitan yang dihadapi dalam
pelaksanaan rencana. Berdasarkan penemuan-penemuan tersebut, dapat diambil
kesimpulan bahwa pengawasan itu benar-benar efektif, artinya dapat merealisasikan
tujuannya. Pengawasan bukan hanya untuk mencari kesalahan-kesalahan, tetapi
berusaha untuk menghindari terjadinya kesalahan-kesalahan tersebut.
Manfaat Pengawasan
Manfaat pengawasan bagi suatu organisasi
perusahaan adalah :
- Supaya proses pelaksanaan dilakukan sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari rencana.
- Melakukan tindakan perbaikan (corrective) jika terdapat penyimpangan (deviasi).
- Supaya tujuan yang dihasilkan sesuai dengan rencana.
c. Pengertian Modal Kerja
Menurut Keown, dkk (2000 :
144), pengertian modal kerja adalah “investasi total perusahaan dalam asset
lancar, ini disebut juga modal kerja bruto. Sedangkan modal kerja netto adalah
delisih antara aset lancar perusahaan dan kewajiban lancar”.
Menurut Irawati (2006 : 89), “modal kerja mengandung
dua pengertian yaitu gross working
capital yang merupakan keseluruhan dari aktiva lancar dan net working capital yang merupakan
selisih antara aktiva lancar dikurangi hutang lancar.
Pada prinsipnya modal kerja merupakan bagian dari dana
perusahaan yang berfungsi sebagai jembatan antara saat pengeluaran uang kas
untuk memperoleh hasil produksi atau jasa, dengan saat penerimaan hasil
penjualan. Modal kerja pada akhir periode merupakan faktor penting dalam
membuat penilaian aktivitas perusahaan yang telah lampau dan dalam pertimbangan
kemungkinan dapat di capai pada masa yang akan datang.
Menurut Riyanto (2001 : 57), untuk memahami pengertian
modal kerja dapat dikemukakan beberapa konsep yaitu :
- Konsep Kuantitatif
Konsep ini menitikberatkan pada kuantum yang
diperlukan untuk mencukupi kebutuhan perusahaan dalam membiayai operasinya yang
bersifat rutin atau menunjukkan jumlah dana yang tersedia untuk tujuan operasi
jangka pendek. Konsep ini menganggap bahwa modal kerja adalah jumlah aktiva
lancar.
- Konsep Kualitatif
Konsep ini
menitikberatkan pada modal kerja. Dalam hal ini modal kerja adalah
kelebihan aktiva lancar terhadap hutang lancar.
- Konsep Fungsional
Konsep ini mendasar pada fungsi dari dana dalam
penghasilan pendapatan (income).
Setiap dana yang dikerjakan dalam perusahaan adalah dimaksudkan untuk
menghasilkan pendapatan. Tetapi tidak semua digunakan untuk menghasilkan current income namun ada sebagian dana
yang akan digunakan untuk menghasilkan pendapatan untuk periode-periode
berikutnya, misalnya bangunan, mesin-mesin, pabrik, alat-alat kantor dan aktiva
lainnya.
Dari uraian diatas dapat
diambil kesimpulan bahwa modal kerja selalu dalam keadaan berputar pada
perusahaan selama perusahaan yang bersangkutan dalam keadaan beroperasi.
d.
Jenis-jenis Modal Kerja
Menurut Abdullah (2002 : 129), modal kerja dapat
digolongkan pada dua jenis yaitu :
- Modal Kerja Permanen (Permanent Working Capital)
Modal kerja ini harus tetap ada pada perusahaan untuk
dapat menjalankan fungsinya atau dengan kata lain modal kerja yang terus
menerus diperlukan untuk kelancaran usaha. Modal kerja permanen dapat dibedakan
atas :
- Modal Kerja Primer (Primary Working Capital), yaitu jumlah modal kerja minimum yang harus ada pada perusahaan untuk menjamin kelangsungan usahanya.
2. Modal
Kerja Normal (Normal Working Capital),
yakni jumlah modal kerja yang diperlukan untuk menyelenggarakan luas produksi
yang normal. Pengertian normal disini adalah dalam artian yang dinamis.
- Modal Kerja Variabel (Variabel Working Capital)
Yaitu modal kerja yang dibutuhkan saat-saat tertentu
dengan jumlah yang berubah-ubah sesuai dengan perubahan dalam suatu periode.
Modal kerja variable ini dapat
dibedakan dalam tiga bagian yaitu :
- Modal Kerja Musiman (Season Working Capital)
Yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah
disebabkan fluktuasi musiman. Dalam hal ini perusahaan yang mempunyai kegiatan
usaha tergantung pada musim atau besar kecil modal kerja yang ditentukan juga
kepada factor musim terjadi.
- Modal Kerja Siklis ( Cyclical Working Capital)
Modal kerja siklis adalah modal kerja yang besarnya
berubah-ubah disebabkan oleh perusahaan permintaan produk. Kebutuhan modal
kerja pada jenis ini sangat tergantung dari adan ya pengaruh fluktuasi
permintaan produk yang ada dipasar.
- Modal Kerja Darurat (Emergensy Working Capital)
Modal kerja darurat adalah modal kerja yang besarnya
berubah-ubah karena keadaan darurat yang tidak diketahui, misalnya kebakaran,
banjir, gempa bumi, buruh mogok, perubahan keadaan ekonomi yang mendadak ini
berfungsi untuk berjaga-jaga dan besar kecilnya modal kerja ini berdasarkan
estimasi-estimasi disamping berdasarkan pada pengalaman yang lalu.
e.
Unsur Modal Kerja
Syamsuddin (2000 : 144), menjelaskan bahwa unsur modal
kerja menurut konsep kuantitatif dan kualitatif terdiri dari aktiva lancar dan
hutang lancar.
- Aktiva lancar
Ikatan Akuntansi Indonesia (2004 : 19), menyatakan
bahwa “Dalam praktek yang
diklasifikasikan sebagai aktiva lancar adalah aktiva yang diharapkan dapat
direalisasikan dalam waktu satu tahun dalam siklus operasional perusahaan.”
a.
Kas dan Bank
b.
Surat-surat berharga yang sudah dijual dan tidak
dimaksudkan untuk ditahan.
c.
Deposito jangka pendek.
d.
Wesel
tagih yang jatuh tempo dalam jangka satu tahun.
e.
Persediaan.
f.
Pembayaran pajak dimuka
g. Pembayaran uang muka pembelian aktiva
lancar
h. Piutang lain-lain yang diharapkanakan
direalisasikan dalam waktu satu tahun.
- Hutang lancar
Hutang lancar merupakan kewajiban jangka panjang perusahaan kepada pihak lain
yang harus dipatuhi dalam jangka waktu yang normal umumnya satu tahun. Yang
termasuk kewajiban jangka pendek meliputi :
a.
Pinjaman bank
b.
Bagian kewajiban jangka panjang yang akan jatuh tempo
dalam waktu satu tahun dejak tanggal neraca.
c. Hutang usaha dan biaya yang masih harus
dibayar
d.
Uang muka penjualan
e.
Penyisihan kewajiban pajak
f.
Hutang deviden
g.
Hutang pembelian aktiva tetap dan hutang lain-lain yang
harus dibayar diselesaikan dalam waktu satu tahun
f. Faktor-faktor yang mempengaruhi modal kerja
Tersedianya modal kerja yang segera dapat dipergunakan
dalam operasi perusahaan tergantung pada tipe atau sifat likuid ( mudah
ditukarkan menjadi uang tunai ) dari aktiva yang dimiliki perusahaan seperti
kas, piutang, persediaan barang dagang dan lain-lain.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi modal kerja adalah sebagai berikut :
- Sifat atau tipe perusahaan itu
Modal kerja dari suatu perusahaan jasa relatif lebih
kecil bila dibandingkan dengan kebutuhan modal kerja pada perusahaan industri,
karena untuk perusahaan jasa tidak memerlukan investasi yang besar dalam kas,
piutang, maupun persediaan. Kebutuhan uang tunai untuk pegawai maupun untuk
membiayai operasinya dapat dipenuhi dari penghasilan maupun penerimaan pada
saat itu juga. Sedangkan piutang dapat ditagih dalam waktu yang relatif pendek,
bahkan untuk perusahaan jasa biasanya memiliki atau menginvestasikan modal
sebagian besar pada aktiva tetap yang digunakan untuk memberikan pelayanan atau
jasa kepada masyarakat.
- Harga persatuan dari barang tersebut.
Besar kecilnya kebutuhan modal kerja suatu perusahaan
berhubungan langsung dengan waktu yang dibutuhkan untuk memperoleh barang yang
dijual. Semakin tinggi harga pokok per satuan barang yang akan dijual maka
semakin besar pula kebutuhan modal kerja.
- Syarat pembelian bahan atau barang dagangan.
Syarat pembelian barang dagangan atau bahan baku yang akan digunakan
untuk memproduksi barang jadi sangatlah mempengaruhi jumlah modal kerja yang
dibutuhkan oleh perusahaan yang bersangkutan, jika syarat kredit pada saat
pembelian menguntungkan maka semakin kecil uang kas yang harus diinvestasikan.
- Syarat penjualan
Semakin lunak kredit yang diberikan oleh persediaan
kepada para pembeli akan mengakibatkan semakin besarnya jumlah modal kerja yang
harus diinvestasikan dalam piutang dan untuk memperkecil resiko adanya piutang
yang tidak dapat tertagih, sebaliknya perusahaan memberikan potongan itu kepada
pembeli karena dengan begitu para pembeli akan tetarik untuk segera membayar
hutangnya dalam priode diskonto tersebut.
- Tingkat perputaran persediaan
Tingkat perputaran persediaan menunjukkan berapakah
persediaan tersebut diganti dalam arti dibeli atau dijual kembali. Semakin
tinggi tingkat perputaran persediaan tersebut, maka jumlah modal yang
dibutuhkan semakin rendah, semakin tinggi tingkat perputaran tersebut, maka
memperkecil resiko terhadap kerugian yang disebabkan karena penurunan harga dan
perubahan selera konsumen.
- Pengaruh konjungtor (business cycle)
Pada periode makmur atau aktivitas perusahaan
meningkat dan perusahaan cenderung membeli barang-barang lebih banyak dan
memanfaatkan harga yang masih rendah, ini berarti perusahaan memperbesar
persediaan.
- Pengaruh musim
Perusahaan yang dipengaruhi oleh musim membutuhkan
jumlah maksimum modal kerja yang relatif lebih pendek.
- Credit rating
Jumlah modal kerja dalam bentuk kas termasuk
surat-surat berharga dibutuhkan perusahaan untuk membiayai operasinya
tergantung pada kebijaksanaan penyediaan uang kas.
g.
Penentuan Besarnya Kebutuhan Modal Kerja
Besar kecilnya modal kerja terutama
tergantung kepada dua faktor yaitu :
- Periode perputaran atau periode terikat modal kerja adalah keseluruhan atau jumlah dari periode-periode yang meliputi jangka waktu pembelian kredit, lama penyimpanan bahan mentah digudang, lama proses produksi, lama barang jadi disimpan di gudang dan jangka waktu penerimaan piutang.
- Pengeluaran kas rata-rata setiap harinya. Pengeluaran setiap hari merupakan jumlah pemgeluaran kas rata-rata setiap hari untuk keperluan pembelian bahan mentah, bahan pembantu, pembayaran upah buruh dan biaya-biaya lainnya.
Menurut Sundjaja dan berlian (2002 : 157), besarnya
modal kerja yang dibutuhkan tergantung pada beberapa hal yaitu :
- Besar kecilnya skala usaha perusahaan
Kebutuhan modal kerja pada perusahaan besar berbeda
dengan perusahaan kecil. Dimana perusahaan besar mempunyai keuntungan akibat lebih
luasnya pembiayaan yang tersedia dibandingkan dengan perusahaan kecil yang
sangat tergantung pada beberapa sumber saja.
- Aktivitas perusahaan
Perusahaan yang bergerak dibidang jasa tidak mempunyai
persediaan barang dagangan sedangkan perusahaan yang menjual persediaannya
secara tunai tidak memiliki piutang dagang. Hal ini mempengaruhi tingkat
perputaran dan jumlah modal kerja yang dibutuhkan untuk memproduksi barang yang
akan dijual.
- Volume penjualan
Volume
penjualan merupakan faktor yang sangat penting yang mempengaruhi kebutuhan
modal kerja. Bila penjualan meningkat maka kebutuhan modal kerja akan
meningkat demikian pula sebaliknya.
- Perkembangan teknologi
Kemajuan teknologi khususnya yang berhubungan dengan
proses produksi akan mempengaruhi
kebutuhan modal kerja. Otomatisasi yang mengakibatkan proses produksi yang
lebih cepat membutuhkan persediaan bahan baku
yang lebih banyak agar kapasitas maksimum dapat tercapai. Selain itu akan
membuat perusahaan mempunyai persediaan barang jadi dalam jumlah yang lebih
banyak pula.
- Sikap perusahaan terhadap likuiditas dan profitabilitas
Adanya biaya dari semua dana yang dipergunakan perusahaan mengakibatkan
jumlah modal kerja yang relatif lebih besar dan mempunyai kecenderungan
mengurangi laba, tetapi dengan persediaan barang yang besar akan membuat
perusahaan mempunyai persediaan barang yang cukup.
Sebab timbulnya
kekurangan modal kerja adalah :
1.
Adanya kerugian usaha
2.
kenaikan tingkat harga
3.
kebijaksanaan pembayaran deviden yang tidak tepat
4.
kegagalan mendapatkan modal kerja pada waktu mengadakan
perluasan usaha atau operasi.
Sebab-sebab timbulnya kelebihan modal kerja adalah :
1.
Pengeluaran saham dan obligasi yang melebihi dari
jumlah yang diperlukan
2. Penjualan aktiva tetap tanpa diikuti
penempatan kembali
3. Pendapatan atau keuntungan yang diperoleh
tidak digunakan untuk membayar deviden dan membeli aktiva.
1.
Perencanaan dan Pengawasan Modal Kerja
a. Perencanaan Modal kerja
Perencanaan merupakan suatu proses yang kontinu untuk
menetapkan kejadian dan kegiatan yang diperlukan unutk pencapaian tujuan-tujuan
yang telah ditetapkan dengan mempertimbangkan alternatif-alternatif yang
tersedia. Perencanaan sebagai penetapan apa yang dilakukan , kapan akan
dilakukan, bagaimana melakukannya dan siapa yang akan melaksanakannya.
Kuswadi (2004 : 102), mengemukakan bahwa “ Perencanaan
meliputi tindakan memilih dan menghubungkan fakta-fakta dan membuat serta
menggunakan asumsi-asumsi mengenai masa yang akan datang dalam hal memvisualisasi
serta merumuskan aktivitas-aktivitas yang diusulkan yang dianggap perlu untuk
mencapai tujuan yang diinginkan. ”
Perencanaan modal kerja memerlukan adanya analisa
tentang kenaikan atau penurunan dalam pos-pos yang tercantum dalam neraca
antara dua saat tertentu (comparative
balance sheet). Hal ini menunjukkan perubahan yang terjadi dalam
elemen-elemen modal kerja tersebut.
Untuk dapat merencanakan modal kerja perusahaan, maka
harus diketahui sumber-sumber dari modal kerja serta penggunanya. Karena dengan
diketahui sumber-sumber dan penggunaan dari modal kerja tersebut baru bisa
merencanakan modal kerja dengan baik.
Adapun sasaran yang ingin dicapai menajemen modal
kerja adalah
1.
Memaksimalkan nilai perusahaan dengan mengelola aktiva
lancar sehingga tingkat pengendalian investasi adalah sama atau lebih besar
dari biaya yang digunakan untuk membiayai aktiva tersebut.
2.
Meminimalkan biaya modal yang digunakan untuk membiayai
aktiva tetap.
3.
Perencanaan terhadap arus dana dalam aktiva lancar dan
ketersediaan dana dari sumber hutang, sehingga perusahaan selalu dapat memenuhi
kewajiban keuangan pada saat jatuh tempo.
Tujuan utama perencanaan adalah untuk memberikan
petunjuk kepada setiap manajer guna pengambilan keputusan operasional
sehari-hari.
Adapun keuntungan yang didapat
perusahaan dari modal kerja adalah :
1.
Melindungi perusahaan dari akibat buruk berupa turunnya
aktiva lancar misalnya seperti adanya kerugian karena debitur tidak membayar,
turunnya persediaan karena harga merosot.
2.
Memungkinkan perusahaan melunasi kewajiban-kewajiban
jangka pendek tepat waktunya.
3.
Memungkinkan perusahaan untuk dapat membeli barang
dengan tunai sehingga memperoleh keuntungan berupa potongan harga.
4.
Memungkinkan perusahaan untuk dapat beroperasi lebih
efisien karena tidak ada lagi kesulitan dalam memperoleh barang baku, jasa, supplier yang
dibutuhkan.
Pada prinsipnya modal kerja merupakan bagian dari dana
perusahaan yang berfungsi sebagai jembatan antara saat pengeluaran uang kas
untuk memperoleh hasil produksi/jasa dengan saat menerima hasil penjualan.
Perusahaan
harus tetap melakukan pengeluaran untuk pembelian bahan baku, membayar upah buruh, membayar gaji
karyawan dan lain-lain sebagainya. Akan tetapi disamping pengeluaran non
operasional yaitu yang tidak ada hubungannya dengan kegiatan produksi dan
penjualan misalnya aktiva tetap, pembayaran pajak dan sebagainya.
Berdasarkan fungsi pengeluaran
tersebut, modal kerja mempunyai dua fungsi yaitu :
1.
Menopang kegiatan produksi dan penjualan dengan jalan
menjembatani antara saat pengeluaran untuk pembelian bahan serta jasa yang diperlukan
dengan penjualan.
2.
Menutup pengeluaran yang bersifat tetap dan pengeluaran
yang tidak ada hubungannya secara langsung dengan produksi dan penjualan.
Dilihat dari sumbernya, maka modal kerja berasal dari :
a.
Berkurangnya aktiva diluar aktiva lancar
b.
Bertambahnya modal sendiri
c.
Bertambahnya hutang diluar hutang lancar
d.
Pengembalian atas kelebihan pajak yang dibayar
Penggunaan modal kerja pada
umumnya untuk
a. Menambah aktiva bukan lancar (pembelian
mesin, peralatan, menambah investasi jangka panjang)
b. Mengurangi kewajiban (membayar hutang
jangka panjang)
c.
Mengurangi modal sendiri (membayar deviden)
Fungsi perencanaan modal kerja bertujuan untuk
menentukan modal kerja jangka pendek perusahaan yang cukup untuk membiayai
pengeluaran-pengeluaran bagi operasi perusahaan sehari-hari serta untuk
menentukan sumber pembelajaran yang dapat menyokong tujuan-tujuan investasi
maupun pengeluaran-pengeluaran lainnya yang tidak ada hubungannya secara
langsung dengan produksi dan penjualan.
Fungsi perencanaan modal kerja merupakan bagian dari
tugas seorang manajer keuangan untuk mengetahui bagaimana dana digunakan dan
bagaimana dana itu dibelanjakan. Seorang manajer keuangan harus membuat suatu
analisa aliran dana atas sumber-sumber dan penggunaan dana atau sering disebut
analisa aliran dana yang merupakan alat analisa finansial yang sangat
pentingdisamping alat-alat finansial lainnya.
b. Pengawasan
Modal Kerja
Melalui
perencanaan ini akan timbul suatu pengawasan. Pengawasan adalah proses untuk
menjamin organisasi dan manajemen agar tercapai anggaran yang lebih efektif.
Kasus-kasus yang terjadi dalam perusahaan adalah tidak terselesaikannya suatu
penugasan, tidak ditepatinya waktu penyelesaian, suatu anggaran yang berlebihan
dan kegiatan-kegiatan yang lain yang menyimpang dari rencana. Untuk mengatasi masalah tersebut maka perusahaan
merasa perlu untuk melukan pengawasan.
Peranan perencanaan dan pengawasan merupakan bagian dari fungsi
manajemen dalam pencapaian tujuan perusahaan. Perencanaan yang baik akan
efektif bila selalu diawasi pula. Sementara pengwasan tidak akan berarti jika
proses perencanaan yang dilakukan dengan tepat, atau tidak adanya suatu
perencanaan. Jika proses perencanaan dan pengawasan telah dilakukan dengan
baik, kenungkinan tujuan perusahaan akan dapat terpenuhi.
Pengawasan modal kerja mengarah kepada pendayagunaan modal
kerja agar efisien dan efektif serta dapat memenuhi kebutuhan operasional
perusahaan guna tercapainya tingkat laba bagi perusahaan.
Menurut Anthony (2004 : 49), Pengawasan adalah “Pengukuran dan
koreksi terhadap kegiatan para bawahan untuk menjamin bahwa apa yang terjadi
itu cocok dengan rencana, jadi pengawasan mengukur pelaksanaan kerja atau
prestasi dengan membandingkan terhadap tujuan dan rencana, memperlihatkan
dimana ada penyimpangan dan mengadakan tindakan perbaikan atas penyimpangan
guna menjamin pencapaian rencana.”
Dari pengertian diatas dapat dikemukakan bahwa pengawasan
dilakukan oleh pimpinan, agar lebih menjamin pelaksanaan sesuai dengan rencana,
dengan demikian apa yang telah ditetapkan dalam perencanaan yaitu, prosedur,
penganggaran, tujuan dan lain-lain benar-benar yang diberikan oleh pimpinan
didalam perusahaan tersebut. Sehingga pengawasan tidak menimbulkan kesalahan
atau kekeliruan yang mungkin terjadi.
Pengawasan modal kerja merupakan hal penting bagi perusahaan
karena modal kerja sangat mempengaruhi operasi perusahaan. Fungsi pengawasan
modal kerja biasanya dimaksudkan agar modal kerja digunakan secara efektif.
Pengawasan modal kerja dapat
digolongkan kedalam dua bagian :
1. Mengadakan pengendalian terhadap
penggunaan modal kerja, sistem pengendalian terhadap modal kerja yang baik
dapat mendorong terciptanya efisiensi operasional perusahaan, melindungi
terjadinya pemborosan dan kecuranga terhadap modal kerja yang telah direncanakan.
2. Mengadakan analisa modal kerja. Analisa
terhadap moal kerja merupakan bagian dari sistem pengawasan yang berhubungan
dengan keberadaaan dari modal kerja dan likuiditas perusahaan untuk melakukan
analisa terhadap modal kerja dapat dilakukan dengan menggunakan analisa rasio
likuiditas.
2. Analisa Rasio Modal Kerja
Tujuan
analisa rasio modal kerja adalah untuk menarik kesimpulan sehingga
Setiap pihak yang
berkepentingan dapat mengambil kesimpulan.
Analisa rasio merupakan salah satu analisa yang menggunakan
perhitungan atas dasar kuantitatif yang ditujukan untuk daftar neraca dan
daftar rugi laba. Dengan alat analisa berupa rasio ini dapat menjelaskan atau
memberi gembaran kepada penganalisa tentang pos-pos keuangan suatu perusahaan.
Menurut Munawir (2000 : 67), “Analisa rasio adalah suatu metode
analisa untuk mengetahui hubungan dari pos-pos dalam neraca atau laporan laba
rugi secara individu atau kombinasi dari
kedua laporan tersebut.”
Adapun rasio yang digunakan untuk menganalisa modal kerja
adalah rasio likuiditas, rasio solvabilitas dan ratio
rentabilitas/profitabilitas.
Rasio Likuiditas
Istilah
likuiditas berasal dari kata likuid yang berarti cair. Suatu perusahaan dapat
dikatakan likuid apabila perusahaan itu sanggup membayar hutang jangka pendek
tepat pada waktunya. Dengan demikian rasio likuiditas adalah rasio yang
mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban finansial jangka pendek.
Likuiditas dapat dimulai dengan beberapa jenis ratio yang sering dugunakan
yaitu :
a. Current Ratio (Rasio Lancar)
Ratio ini menunjukkan tingkat kemampuan bagi para
kreditur jangka pendek. Ratio lancar yang memuaskan biasanya bila current asset lebih besar dari current liabilities. Ratio ini merupakan
ratio yang paling umum untuk mengukur tingkat likuiditas perusahaan dan dapat
dirumuskan sebagai berikut:
Pada umumnya rasio lancar yang dipandang baik adalah
2:1 atau 200% karena setiap Rp.100 hutang jangka pendek dapat dijamin oleh
aktiva lancar Rp.200 namun keadaan ini masih sangat ditentukan oleh proporsi
atau distribusi dari aktiva lancar, sebab ratio lancar yang tinggi tidak akan
bermanfaat apabila aktiva lancarnya sebagian besar terdiri dari persediaan
barang dagang yang sulit dijual.
b.
Cash Ratio
Rasio ini mengukur kemampuan suatu perusahaan untuk
membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan kas yang tersedia dalam
perusahaan dan efek yang dapat segera diuangkan. rumus
c.
Acid Test Ratio
Ratio ini sering disebut juga quick ratio. Ratio ini adalah
kemampuan untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar
yang lebih likuid. Dimana persediaan
aktiva lancar dianggap sebagai aktiva lancer yang kurang likuid. Rumus
yang digunakan untuk menghitung acid test
ratio adalah :
d.
Perputaran Modal Kerja
Untuk mengukur keefektifan pendaya gunaan modal kerja
untuk melaksanakan kegiatan perusahaan dalam mencapai tujuan. Perputaran modal
kerja dapat dihitung dengan membandingkan penjualan bersih dengan jumlah aktiva
lancar pada periode yang bersangkutan.
Tingkat perputaran modal kerja dapat dibagi atas dua
bagian yaitu :
a. Gross Working Capital Turn Over
(peputaran modal kerja kotor) :
b. Net Working Capital Turn Over (perputaran
modal kerja bersih) :
Dengan ratio ini dapat diketahui apakah perusahaan
lebih mendayagunakan modal kerja bersihnya secara efektif atau tidak. Tingkat
perputaran modal kerja yang tinggi menunjukkan efisiensi perputaran modal kerja
yang semakin baik. Sebaliknya perputaran modal kerja yang rendah menunjukkan
adanya kelebihan kerja yang mungkin disebabkan rendahnya tingkat perputaran
piutang, persediaan atau saldo kas yang terlalu besar.
Rasio Solvabilitas
Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan dalam
membayar kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban-kewajibannya apabila
perusahaan di likuiditas. Rasio yang dapat digunakan untuk mengetahui kemampuan
solvabilitas suatu perusahaan adalah
Rasio ini menunjukkan bagian dari setiap rupiah modal
sendiri yang dijadikan jaminan untuk hutang jangka panjang.
Rasio ini menunjukkan berapa besar aktiva yang digunakan untuk menjamin
pengembalian hutang, baik hutang jangka pendek maupun jangka panjang.
Rasio ini menunjukkan seberapa jauh perusahaan di
belanjai dengan hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang di bandingkan
dengan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin besar aktiva
perusahaan dibiayai dengan modal asing atau hutang dampak penggunaan modal
sendiri. Bagi kreditur semakin rendah rasio ini lebih baik karena lebih
terjamin pengembalian piutangnya.
Rasio ini menunjukkan besarnya jaminan keuntungan
untuk membayar bunga hutang jangka panjang.
Rasio ini
menunjukkan perbandingan antara hutang jangka panjang dengan aktiva selain
aktiva lancar. Rasio ini biasa dipergunakan untuk menilai solvabilitas
perusahaan dengan standar rata-rata dipergunakan sebesar 50% atau 1: 2.
Rasio Profitabilitas/Rentabilitas
Rasio ini disebut juga rasio rentabilitas yang
menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan
sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan dan
sebagainya.
Rasio ini
di pengaruhi oleh penjualan dan biaya operasi. Rasio yang rendah bisa
disebabkan penjualan turun lebih besar dari pada turunnya ongkos, dan
sebaliknya setiap perusahaan menginginkan profit margin yang lebih tinngi.
Rasio ini menunjukkan laba operasi sebelum bunga dan
pajak (net income) yang dihasilkan
oleh setiap rupiah penjualan.
Rasio ini menunjukkan besarnya biaya
operasi per rupiah penjualan.
Rasio ini menunjukkan besarnya keuntungan
netto per rupiah penjualan.
Rasio ini menunjukkan kemampuan dari modal yang
diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bagi
semua investor (pemegang saham dan obligasi).
Rasio ini menunjukkan kemampuan dari modal yang
diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan netto.
Rasio ini menunjukkkan kemampuan dari modal sendiri
untuk menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham preferen dan saham biasa.
3.
Analisa Sumber dan Perputaran Modal Kerja
Sumber dan penggunaan modal kerja adalah transaksi
yang menyebabkan perubahan besarnya modal kerja selama periode bersangkutan.
Pada uraian sebelumnya telah dibatasi bahwa modal kerja suatu perusahaan adalah
kelebihan aktiva lancar atas aktiva lancar.
Dengan kata lain modal kerja hanya berubah bila ada
transaksi diluar unsur perkiraan lancar, (current
account) yaitu yang disebut dengan perkiraan tidak lancar seperti aktiva
tetap,dan modal sendiri. Perubahan –perubahan dari unsur modal kerja dan dari
unsur modal kerja tidak lancar yang mempunyai efek memperkecil modal kerja
disebut sebagai penggunaan modal kerja.
Maksud utama dari analisa ini adalah mengetahui
bagaimana dana digunakan dan bagaimana kegiatan dana tersebut dibelanjakan.
Sumber dan penggunaan modal kerja ini penting bagi manajer keuangan, calon
kreditur, dan Bank dalam menilai permintaan kredit dan bagaimana perusahaan
tersebut menggunakan dana yang dimiliki.
Pada dasarnya modal kerja itu terdiri dari dua bagian
pokok yaitu :
- Bagian tetap atau bagian yang permanen yaitu jumlah minimum yang harus tersedia agar perusahaan dapat berjalan dengan lancar tanpa kesulitan keuangan.
2.
Jumlah modal kerja yang variabel yang jumlahnya
tergantung pada aktivitas musiman dan kebutuhan-kebutuhan diluar aktivitas yang
biasa.
4. Sumber
Modal Kerja
Menurut Abdullah (2001 : 73), Pada umumnya satu modal kerja suatu
perusahaan berasal dari :
a.
Hasil Operasi Perusahaan
Adalah jumlah net income yang
nampak dalam perhitungan laba ditambah dengan depresiasi dan amortisasi, jumlah
ini menunjukkan jumlah modal kerja dari hasil operasi perusahaan.
b. Keuntungan Dari Surat-surat Berharga
Jangka Pendek (efek)
Dengan adanya penjualan surat berharga ini
menyebabkan terjadinya perubahan dalam unsure modal kerja yaitu dari bentuk surat berharga berubah
jadi uang kas.
c.
Penjualan Aktiva Lancar
Perubahan dari aktiva ini menjai kas atau piutang akan menyebabkan
bertambahnya modal kerja sebesar hasil penjualan tersebut.
d.
Penjualan Saham Obligasi
Obligasi ini harus disesuaikan
dengan kebutuhan perusahaan. Penjualan obligasi yang tidak sesuai dengan
kebutuhan disamping menimbulkan bunga yang besar, juga akan mengakibatkan
aktiva lancar yang besar sehingga melebihi jumlah kerja yang dibutuhkan.
Menurut Syahyunan (2004 : 137), modal kerja akan
bertambah apabila :
1. Adanya kenaikan sektor modal baik yang
berasal dari laba maupun modal saham perusahaan.
2.
Ada
pengurangan atau penurunan aktiva tetap karena adanya penjualan aktiva tetap
maupun melalui proses depresiasi.
3.
Ada
penambahan hutang jangka panjang baik dalam bentuk obligasi, atau hutang jangka
panjang lainnya.
Dengan kata lain bahwa modal kerja akan bertambah apabila aktiva lancar
bertambah yang diimbangi dengan perubahan dalam sektor atau pos tidak lancar.
5. Penggunaan
Modal Kerja
Menurut Syahyunan (2004 : 138), Penggunaan modal kerja
akan mengakibatkan turunnya modal kerja adalah sebagai berikut :
a.
Prive
Pengambilan uang atau barang dagangan oleh pemilik perusahaan untuk
kepentingan pribadi berakibat berkurangnya modal kerja. Hal sama juga terjadi
apabila adanya pengambilan bagian keuntungan oleh pemilik dalam perusahaan
perseorangan.
b.
Kerugian operasional perusahaan
Operasional perusahaan yang menimbulkan kerugian maka berakibat kekurangan
modal kerja. Kondisi ini dapat diketahui melalui perhitungan laba rugi pada
suatu periode tertentu.
c.
Adanya penambahan atau pembelian aktiva tetap
Guna keperluan peningkatan penjualan, perusahaan membeli aktiva tetap
baru guna menggantikan aktiva tetap lama dan hal ini berakibat pada penggunaan
modal kerja.
Laporan sumber dan penggunaan modal kerja adalah
laporan yang mengambarkan dari mana datangnya dan untuk apa modal kerja itu
digunakan. Laporan sumber dan penggunaan modal kerja keuangan merupakan
ringkasan tentang hasil aktifitas keuangan suatu perusahaan dan menyajikan
sebab-sebab perubahan posisi keuangan dalam suatu priode tertentu. Laporan ini
sangat berguna bagi manajemen untuk mengadakan pengawasan terhadap penggunaan
modal kerja agar sumber-sumber modal kerja dapat digunakan secara efektif
dimasa yang akan datang.
Adapun langkah dalam menyusun laporan sumber-sumber
dan penggunaan modal kerja adalah sebagai berikut :
- Menyusun laporan perubahan dari masing-masing unsur modal kerja dengan laporan tersebut diketahui adanya kenaikan dan penurunan modal kerja beserta besarnya perubahan modal kerja.
- Mengelompokkan perubahan-perubahan dari unsur non current account kedalam golongan yang mempunyai efek memperbesar dan memperkecil modal kerja perusahaan.
- Berdasarkan informasi tersebut dapatlah disusun laporan keuangan sumber dan penggunaan modal kerja.
Suatu laporan yang menggambarkan dari mana datangnya
dan untuk apa modal kerja itu digunakan laporan sumber dan penggunaan modal
kerja. Laporan ini sangat berguna bagi manajemen untuk mengadakan pengawasan
terhadap penggunaan modal kerja.
6.
Analisa Perbandingan Modal Kerja
Analisa perbandingan dilakukan dengan memperbandingkan
antara hutang dan modal perusahaan untuk beberapa periode berurutan. Dari hasil
perbandingan ini dapat diketahui perubahan-perubahan yang terjadi pada posisi
keuangan jangka pendek atau posisi modal kerja suatu perusahaan, dan pos yang
mengakibatkan perubahan itu.
Perubahan didalam neraca suatu periode mungkin
disebabkan oleh :
a) Diperoleh dari aktiva baru maupun adanya
perubahan bentuk aktiva.
b) Timbulnya atau lunasnya hutang maupun
adanya perubahan bentuk hutang yang lain kebentuk hutang uang yang lain.
c) Pengeluaran atau pembayaran atau penarikan
kembali modal saham (adanya penambahan atau pengurangan modal)
Mengadakan analisa terhadap modal kerja berarti
menguraikan dan membuat perincian atas setiap unsur yang terdapat didalamnya,
bagaimana perkembangan dari tahun ke tahun, dan bagaimana hubungan satu sama
lainnya dan apa yang mengakibatkan perubahan-perubahan itu.
B.
Hipotesis
Sesuai dengan permasalahan diatas, maka dapat
dikemukakan hipotesis sebagai berikut : “ Jika analisa perencanaan dan pengawasan
modal kerja diterapkan secara efisien maka akan meningkatkan pencapaian laba
sesuai dengan yang diinginkan oleh perusahaan.”
C.
Kerangka Konseptual
Modal kerja dalam hal ini merupakan bagian dari aktiva
lancar yang harus disediakan untuk memenuhi kewajiban financial yang segera harus dilakukan untuk membiayai operasi
perusahaan tanpa mengganggu likuiditasnya yaitu merupakan kelebihan aktiva
lancar atas hutang lancar dengan modal kerja yang cukup diharapkan aktivitas
dan kewajiban perusahaan dapat dilaksanakan sebagaimana semestinya akan mampu
meningkatkan rentabilitas perusahaan.
Berdasarkan
kerangka teori diatas, dapat kita lihat bahwa modal kerja merupakan faktor yang
sangat penting dalam perusahaan. Untuk itu modal kerja harus digunakan dengan
sebaik-baiknya sehingga dapat memenuhi kewajiban-kewajiban yang harus segera
dipenuhi dan dapat meningkatkan likuiditas perusahaan.
Dengan
adanya perencanaan dan pengawasan yang baik terhadap modal kerja maka
kekurangan/kelebihan modal kerja akan dapat dihindari dan menjamin perusahaan
akan dapat melangsungkan kegiatan operasinya sesuai dengan yang telah
ditetapkan guna menghasilkan keuntungan usaha.
BAB III
METODE
PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu
Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian
dilakukan di PT. Socfin Indonesia Medan yang berlokasi di Jl. K.L. Yos Sudarso
No. 106 Medan, Telp (061) 6616066, fax. (061) 6614390
2. Objek Penelitian
Yang
menjadi objek penelitian adalah Analisa Perencanaan dan Pengawasan pada
PT.Socfin Indonesia.
3. Waktu Penelitian
Penelitian
ini penulis rencanakan mulai bulan Oktober 2010 sampai dengan januari 2011.
Tabel III.1
Tabel Waktu
Penelitian
No
|
keterangan
|
Tahun 2010 - Tahun 2011
|
|||||||||||||||||||
Desember
|
Januari
|
Februari
|
Maret
|
April
|
|||||||||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
||
1
|
Pengajuan Judul
|
||||||||||||||||||||
2
|
Penyusunan Proposal
|
||||||||||||||||||||
3
|
Bimbingan Proposal
|
||||||||||||||||||||
4
|
Seminar Proposal
|
||||||||||||||||||||
5
|
Pengumpulan Data
|
||||||||||||||||||||
6
|
Penyusunan Skripsi
|
||||||||||||||||||||
7
|
Sidang Meja Hijau
|
B. Sumber Data
Adapun sumber data yang
digunakan penulis dalam melakukan penelitian adalah:
- Data primer, adalah data yang diperoleh dengan melakukan penelitian secara langsung dan memerlukan pengolahan lebih lanjut seperti riset keperusahaan.
- Data sekunder, adalah data yang diperoleh secara tidak langsung yang tidak memerlukan pengolahan atau data siap seperti sejarah perusahaan, struktur organisasi perusahaan serta tulisan-tulisan ilmiah yang ada hubungannya dengan objek penelitian.
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik
pengumpulan data yang diperoleh oleh penulis adalah sebagai berikut:
- Interview (wawancara) yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan pernyataan secara lisan kepada pihak-pihak yang berkompeten di PT. Socfin Indonesia Medan.
- Pengamatan langsung (observasi) yaitu teknik pengumpulan data secara langsung perusahan untuk memperoleh gambaran mengenai objek yang diteliti.
- Studi dokumentasi yaitu pengumpulan data yang dibutuhkan dari dokumen yang ada pada PT. Socfin Indonesia Medan.
D. Teknik Analisa Data
Setelah
data dikumpulkan, maka penulis menganalisis dengan menggunakan metode sebagai
berikut :
- Metode Deskriptif, yaitu metode analisis dengan menggunakan data yang diperoleh kemidian diinterprentasikan dan dianalisis sehingga memberikan keterangan yang lengkap bagi perusahaan untuk masalah yang dihadapi.
- Metode komperatif, yaitu metode analisis yang dipakai untuk melakukan perbandingan antara praktek yang berlaku diperusahaan dengan konsep teori yang mendasarinya, kemudian menganbil keputusan yang selanjutnya memberikan saran dari hasil perbandingan.
ReplyDeleteApakah Anda membutuhkan pinjaman untuk akhir perayaan tahun? Pinjaman untuk ekspansi bisnis? Pinjaman untuk investasi baru? Pinjaman untuk melunasi utang jangka panjang dan tagihan. Cari lagi, Dianarobertloanfirm, dalam hubungannya dengan (PNC) grup jasa keuangan (PNC), menawarkan pinjaman berbunga rendah, non agunan. Kami di sini untuk menempatkan dan akhir, kemiskinan dan pengangguran, karena setiap orang memiliki / potensi sendiri. Hubungi kami hari ini dan Anda akan menjadi salah satu pelanggan kami yang terhormat. Email: info @ dianarobertloan@accountant.com.or dianarobertloanfirm @ gmail.com Terima kasih.
kesimpulan nya mana gan
ReplyDeleteKABAR BAIK!!!
ReplyDeleteNama saya Mia.S. Saya ingin menggunakan media ini untuk mengingatkan semua pencari pinjaman sangat berhati-hati karena ada penipuan di mana-mana. Beberapa bulan yang lalu saya tegang finansial, dan putus asa, saya telah scammed oleh beberapa pemberi pinjaman online. Saya hampir kehilangan harapan sampai seorang teman saya merujuk saya ke pemberi pinjaman sangat handal disebut Ibu Cynthia yang meminjamkan pinjaman tanpa jaminan dari Rp800,000,000 (800 JUTA) dalam waktu kurang dari 24 jam tanpa tekanan atau stres dengan tingkat bunga hanya 2%.
Saya sangat terkejut ketika saya memeriksa saldo rekening bank saya dan menemukan bahwa jumlah saya diterapkan untuk dikirim langsung ke rekening saya tanpa penundaan. Karena aku berjanji padanya bahwa aku akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi, jika Anda membutuhkan pinjaman dalam bentuk apapun, silahkan hubungi dia melalui emailnya: cynthiajohnsonloancompany@gmail.com
Anda juga dapat menghubungi saya di email saya ladymia383@gmail.com dan miss Sety yang saya diperkenalkan dan diberitahu tentang Ibu Cynthia dia juga mendapat pinjaman dari Ibu Cynthia baru Anda juga dapat menghubungi dia melalui email nya: arissetymin@gmail.com Sekarang, semua yang saya lakukan adalah mencoba untuk bertemu dengan pembayaran pinjaman saya bahwa saya kirim langsung ke rekening bulanan.