Logam Timbal (Pb) pada Lipstik

Logam berat yang terkandung dalam kosmetik umumnya merupakan zat pengotor (impuritis) pada bahan dasar pembuatan kosmetik. Pada umumnya, logam berat dapat dijumpai di alam seperti terkandung di dalam tanah, air, dan batuan. Bahan-bahan alam tersebut digunakan sebagai bahan dasar atau pigmen dalam industri kosmetik (BPOM RI, 2014).

Menurut Junger dan Greeven (2009), logam berat seperti timbal (Pb) dalam kosmetik adalah sebagai penstabil dan pelembut tekstur. Menurut Utomo dalam Sihite (2015), beberapa lipstik ditemukan mengandung timbal. Timbal digunakan untuk membuat lipstik di bibir tahan dari pengoksidasian udara (oxidation) dan tahan air (waterproof).

Menurut Sutresna (2007), logam timbal merupakan logam yang kurang reaktif. Deret Volta yang diurutkan dari kiri ke kanan menunjukkan unsur Pb berada pada urutan ke-13 dari 19 unsur. Semakin ke kanan, logam semakin kurang reaktif atau semakin sulit mengalami oksidasi. Menurut Palar (2008),timbal juga memiliki sifat sulit larut dalam air dingin dan air panas.

Pada kosmetik, timbal sering ditemukan pada lipstik, eye shadow, dan eye liner. Kandungan timbal dalam kosmetik dapat diakibatkan oleh kontaminasi dari bahan baku yang digunakan atau penggunaan pigmen yang mengandung timbal (BPOM RI, 2014). Menurut Rowe, et al., dalam Yatimah (2014), beberapa faktor yang diduga sebagai penyebab pencemaran timbal pada lipstik adalah bahan dasar yang digunakan secara alami mengandung timbal seperti pada beewax yang mengandung Pb ≤ 10 ppm. Pewarna yang digunakan mengandung timbal seperti iron oxide yang mengandung timbal ≤ 10 ppm. Menurut Nourmoradi et al.,  (2009), lipstik dapat terkontaminasi dengan timbal dapat disebabkan karena bahan dasar yang digunakan secara alami mengandung logam berat atau tercemar selama produksi. Menurut Hepp et al., dalam Yatimah (2014), mengatakan bahwa kontaminasi timbal pada lipstik mungkin berasal dari solder timbal atau pada peralatan yang digunakan untuk produksi lipstik yang menggunakan cat yang mengandung timbal. Menurut Wasitaadmadja (1997), kosmetika mudah teroksidasi oleh udara sehingga terjadi pemecahan bahan yang terkandung di dalamnya yang akan mengubah warna dan bentuk kosmetika.

Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengetahui kandungan logam berat timbal pada lipstik. Pemilihan warna lipstik berdasarkan pada penelitian yang telah dilakukan oleh Ziarati, et al., (2012), bahwa kadar timbal tertinggi terdapat pada lipstik warna merah muda (± 40 μg/g). Menurut Yatimah (2014), salah satunya adalah uji kadar logam berat timbal pada 16 sampel lipstik yang teregistrasi dan tidak teregistrasi di daerah Ciputat. Hasil analisa kadar cemaran logam berat timbal pada lipstik dengan warna merah muda terang (shocking pink) yaitu sampel lipstik kode R3 (lipstik teregistrasi BPOM RI) dengan kadar 4,19138 ± 0,00089 μg/g dan yang 1 sampel lipstik yang melebihi batas yang ditetapkan oleh BPOM RI (< 20 μg/g) dengan kadar logam timbal tertinggi terdapat pada sampel kode TR3 (lipstik tidak teregistrasi BPOM RI) yaitu dengan kadar 55,32685 ± 7,11639 μg/g.

Hasil penelitian Sihite (2015), bahwa ditemukan kandungan timbal pada lipstik import dan dalam negeri yang dijual di pasar Petisah Kota Medan. Berdasarkan hasil pemeriksaan pada 8 sampel lipstik yang dilakukan di laboratorium bahwa ditemukan seluruh sampel lipstik yang beredar di pasar Petisah Kota Medan mengandung timbal pada kisaran 0,121-2,010 mg/kg yang berarti lipstik tersebut masih berada dibawah batas maksimum yang diperbolehkan oleh BPOM RI yaitu ≤ 20 mg/kg atau 20 mg/L.

Berdasarkan ketentuan dalam Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor HK.03.1.23.07.11.6662 Tahun 2011 tentang Persyaratan Cemaran Mikroba dan Logam Berat dalam Kosmetika, diubah sebagai berikut :

Tabel  Persyaratan cemaran mikroba dan logam berat dalam kosmetika


1 comment:

  1. terimakasih informasinya, sangat membantu... lanjut terus berbagi ilmu y... syukron

    ReplyDelete