Contoh Skripsi Bab I Pendahuluan

BAB I  Pendahuluan 1. Latar Belakang  : Ilmu gizi didefenisikan suatu cabang ilmu yang mempelajari hubungan antara makanan yang dimakan dengan kesehatan tubuh yang diakibatkan serta faktor-faktor yang mempengaruhinya sedangkan gizi adalah suatu proses penggunaan makanan yang dikonsumsi secara normal oleh suatu organisme, melalui proses digesti, absorbsi, transpertasi, penyimpanan, metabolisme, dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan pertumbuhan dan fungsi normal dari organ - organ serta menghasilkan energi ( Wenikristiyanasari, 2010 ).

Kesehatan dan gizi merupakan aspek penting dalam tubuh kembang anak, dalam penelitian yang dikembangkan oleh Ernesto polit dkk ( 1993 ) menyatakan bahwa pemberian makanan yang sehat dan berprotein akan mempengaruhi perkembangan koknitif selanjutnya selain itu apa yang anak makan juga ikut mempengaruhi irama pertumbuhan ukuran badan dan ketahanan penyakit (Anita Kisanti, 2008).

Masa balita adalah masa anak mulai berjalan dan merupakan masa yang paling hebat dalam tumbuh kembang. yaitu pada usia 1 sampai 5 tahun. pada masa ini anak mengeksplorasikan secara giat tentang lingkungannya. seperti berusaha mengetahui bagaimana sesuatu bekerja kata-kata dan mengontrolnya dengan tuntutan, negatif dan keras kepala. Merupakan masa yang paling penting terhadap perkembangan kepandaian anak dangan pertumbuhan intelektual (Mitayani, 2010). 

Selain kebutuhan nutrisi juga dapat membantu dalam aktivitas sehari-hari karena nutrisi juga sebagai sumber tenaga yang dibutuhkan berbagai organ didalam bertenaga, nutrisi dapat diperoleh dalam kabohidrat 50 - 55%, lemak sebanyak 30 -35% dan protein sebanyak 15% penuhan nutrisi pada anak haruslah seimbang diantara gizi dan zat lain mengingat banyak sekali yang kita temukan berbagai masalah dalam pemenuhan nutrisi yang tidak seimbang seperti tidak suka makan tidak mau dan tidak mampu untuk makan padahal yang tidak disukai makanan tersebut mengandung zat gizi yang seimbang ( Hidayat AA, 2008 ).

Oleh sebab Itu orang tua diharapkan mempunyai pemahaman yang tepat tentang nutrisi yang diperlukan anak untuk pertumbuhan perkembangan serta zat gizi yang dibutuhkan anak pada usia tertentu sehingga dapat diperlukan dengan tepat walaupun tidak dapat dipungkirin bahwa lingkungan dan status sosial ekonomi sangat mempengaruhi ketersediaan nutrisi untuk anak (Supartini, 2004).

Selain itu adalah hak anak untuk mendapatkan pengasuhan sebaik - baiknya dari orang tua seperti bimbingan, pendidikan, dan rasa kasih sayang dari orang tua yang mempengaruhi perkembangan mental dan sosial seorang anak dan ini merupakan kewajiban dari para orang tua ( Soetingsih, 1995).

Ditinjau dari sudut masalah kesehatan gizi maka anak usia 3 sampai 6 tahun termasuk golongan masyarakat yang disebut rentan gizi yaitu kelompok masyarakat yang paling mudah menderita kelainan gizi (Soegeng santoso, 2004).

Masalah gizi utama pada balita yaitu kurang energy protein (KEP), kurang Vitamin A, Anemia,gizi besi (AGB) dan gangguan akibat kurang yodium (GAKY) dan obesitas (Mitayani, 2010). 

Berdasarkan data departemen kesehatan RI pada tahun 2003 terdapat sekitar 27,5% (5 juta balita kurang gizi), 3,5 juta anak dalam kedaan gizi kurang (19,2%) dan 1,5 juta anak gizi buruk (8,3%), sedangkan jumlah gizi buruk yang dilaporkan dinas provinsi selama Januari – Desember 2005 adalah 75,671 balita (Midwifery, 2008).

Menurut data 2007 memperlihatkan 4 juta balita Indonesia kekuranagan gizi , 700 ribu diantaranya mengalami gizi buruk sedangkan yang mendapat program makanan tambahan hanya 39 ribu anak dan ditinjau dari tinggi badan sebanyak 2,8 % anak balita Indonesia pendek, ukuran tubuh yang pendek ini merupakan tanda kurang gizi yang berkepanjangan (Alikhosman, 2008).

Munculnya permasalahn gizi dapat dilihat dari ketidakseimbangan antara penjamu (yang meliputi genetis, umur, jenis kelamin, kebiasaan seseorang dan lain – lain), agen dan linkungan dimana unsur lingkungan meliputi 3 faktor yaitu limgkungan fisisk, biologis, sosial, ekonomi, dan budaya.

Ada beberapa faktor penyebab terjadinya kekurangan gizi terhadap anak balita diantaranya disebabkan pola asuh maupun balita yang ditinggal ibunya bekerja saat dalam usia menyusui asi terputus maka ditengarai sangat rentan terhadap kekurangan gizi (Harian umun pelita, 2007).

Seorang ibu yang ikut bekerja mempunyai banyak pilihan, ada ibu yang memilih bekerja dirumah dan ada yang lebih memilih bekerja diluar rumah dan apabila seorang ibu memilih untuk bekerja diluar rumah maka ibu harus pandai – pandai mengatur waktu, seorang anak usia 0 – 5 tahun belum dapat melakukan tugas pribadinya sendiri seperti makan, mandi, dan sebagainya mereka masih perlu bantuan dari orang tua dalam melakukan pekerjaan tersebut (Admin, 2008).

Disinilah peran pengasuh yang diperlukan ibu – ibu berkerja, dimana pengasuh adalah seseorang yang mendampingi dan melindungi, mengarahkan kehidupan baru anak dalam setiap tahapan perkembangannya. Pengasuhan mencakup beragam aktivitas yang bertujuan agar anak dapat berkembang secara optimal dan dapat bertahan hidup dengan baik, oleh karenanya pengasuhan meliputi pengasuhan fisik, pengasuhan emosi dan pengasuhan sosial, sementara menurut Jeriem kaghan seorang psikolog perkembangan mendefinisikan pengasuhan sebagai serangkaian sosialisasi pada anak yang mencakup apa yang harus dilakukan pengasuh agar anak mampu bertanggungjawab, apa yang harus dilakukan pengasuh ketika anak menangis, berbohong, dan tidak melakukan kewajibannya dengan baik dan mendukung perkembangan anak. Maka konsep pengasuhan mencakup beberapa pengertian pokok yaitu pengasuh bertujuan untuk mendorong pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal baik fisik, mental, dan sosial. Dan pengasuhan adalah sebuah proses sosialisasi yang tidak bisa dilepaskan dari sosial budaya dimana anak dibesarkan (Okvina, 2008 )

Menurut data yang diperoleh dari Desa Bangun Sari Baru Dusun VIII & IX Kec.Tanjung Morawa Kab. Deli Serdang jumlah ibu – ibu rumah tangga yang bekerja diluar rumah seperti buruh pabrik sebanyak 31 orang dimana ibu – ibu tersebut harus menitipkan anaknya kepada orang lain atau pengasuh balita.

Berdasarkan data diatas maka peneliti ingin mengetahui Bagaimana Hubungan Karakteristik Pengasuh Balita dengan Status Gizi Balita di Desa Bangun Sari Baru Dusun VIII & IX Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang Tahun 2011. 

Perumusan Masalah
Bagaimana Hubungan Karakteristik Pengasuh Balita dengan Status Gizi Balita di Desa Bagun Sari Baru Dusun VIII & IX Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang Tahun 2011.

Tujuan Penelitian 
Tujuan Umum
Untuk mengetahui bagaimana Hubungan Karakteristik Pengasuh Balita dengan Status Gizi Balita di Desa Bagun Sari Baru Dusun VIII & IX Kecamatan Tanjung Merawa Kabupaten Deli Serdang Tahun 2011.

juan Khusus
  1. Untuk mengetahui hubungan umur pengasuh balita dengan status gizi balita didesa Bangun Sari Baru Dusun VIII & IX Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang Tahun 2011. 
  2. Untuk mengetahui hubungan pendidikan pengasuh balita dengan status gizi bali di desa Bangun Sari Baru Dusun VIII & IX Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang Tahun 2011.
  3. Untuk mengetahu hubungan pengetahuan pengasuh balita dengan status gizi balita di desa Bangun Sari Baru Dusun VIII & IX Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang Tahun 2011.
  4. Untuk mengetahui hubungan pengalaman bekerja pengasuh balita dengan status gizi balita di desa Bangun Sari Baru Dusun VIII & IX Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang Tahun 2011.
Manfaat Penelitian
1. Bagi Masyarakat 
Sebagai informasi bagi masyarakat untuk menambah pengetahuan tentang hubungan karakteristik pengasuh anak balita dengan status gizi balita. 

2. Bagi Institusi
Sebagai informasi dan pengetahuan pada mahasiswa/i kesehatan tentang hubungan karakteristik pengasuh balita dengan status gizi balita.

3. Bagi Peneliti
Menambah wawasan peneliti dalam melakukan penelitian guna dalam penyusunan sekripsi yang merupakan syarat dalam menyelesaikan pendidikan sarjana kesehatan masyarakat.

0 komentar:

Post a Comment