Contoh BAB III Metodologi Skripsi GEOFISIKA JURUSAN FISIKA

III.1 Lokasi Penelitian
Secara administratif, daerah penelitian terletak pada tiga wilayah kecamatan yakni Lembang, Batu Lappa dan Duampanua, Kabupaten Pinrang, Provinsi Sulawesi Selatan. Sedangkan secara geografis terletak antara koordinat 119°26'30" - 119°47'5,43" Bujur Timur dan 3°19'13" - 3°43'53,38" Lintang Selatan.
 
 
Gambar 3.1 Peta Lokasi Penelitian
 
III.2 Alat dan Bahan/Data
Alat yang digunakan sebagai sarana pencapaian tujuan penelitian adalah satu unit komputer/notebook dengan spesifikasi minimal processor Intel Dual Core, RAM 2 GB dan menggunakan perangkat lunak (software) yaitu :
- Software GIS untuk melakukan proses analisis spasial dan layout peta.
- Software Microsoft Visual Basic Express 2010 dan Borland Delphi 7 untuk melakukan pemrograman “Sistem Informasi Lahan”.
- Pustaka/library Dotspatial untuk menampilkan data-data geospasial pada program yang dibuat.
- Microsoft Windows (minimal XP) dengan .NET Framework 4 (untuk mendukung penggunaan pustaka Dotspatial).

Adapun data yang digunakan pada penelitian ini antara lain:
- Peta Intensitas Curah Hujan Kabupaten Pinrang
- Peta Penggunaan Lahan Kabupaten Pinrang
- Peta Elevasi Kabupaten Pinrang
- Peta Kemiringan Lereng Kabupaten Pinrang
- Peta Sistem Lahan Kabupaten Pinrang
- Peta Kawasan Hutan Kabupaten Pinrang
- Data karakteristik tanah di tiga kecamatan Kabupaten Pinrang (drainase, tekstur lapisan atas dan bawah, kandungan nitrogen, kelimpahan batuan, C Organik, KTK, pH tanah lapisan atas dan bawah, salinitas, bulk density,  kedalaman tanah, KAT, distribusi kandungan kalium dapat tukar tanah, serta konduktivitas hidrolik).

III.3 Tahapan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahapan yakni :
1. Persiapan
Tahap ini merupakan tahap awal yang meliputi pengumpulan data dan penyiapan alat-alat yang digunakan untuk mencapai tujuan penelitian.

2. Analisis Spasial
Analisis spasial yang dilakukan pada tahap ini yaitu overlay (tumpang susun) peta-peta dasar (curah hujan, penggunaan lahan, lereng, elevasi, sistem lahan dan kawasan hutan) menghasilkan Satuan Peta Tanah (SPT). SPT kemudian dipadukan dengan data sekunder hasil survei karakteristik tanah menghasilkan Peta Unit Evaluasi Lahan.

3. Klasifikasi Kesesuaian Lahan
Peta Unit Evaluasi Lahan yang telah dihasilkan selanjutnya dicocokkan (matching) dengan kriteria persyaratan tumbuh tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan yang mengacu pada kriteria kesesuaian lahan FAO dan PUSLITBANG SDA (2011). Pada proses ini dibutuhkan aplikasi “Matching” yang dibuat dengan software Borland Delphi 7 untuk memudahkan dalam proses klasifikasi kesesuaian lahan pertanian. Dari proses tersebut akan dihasilkan Peta Kesesuaian Lahan untuk tanaman pangan (padi sawah, jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi jalar dan ubi kayu), hortikultura (tomat, cabai, bawang merah, bawang putih, bawang prei, labu, semangka, kentang, wortel, jeruk, durian, langsat, rambutan, mangga, nenas, alvokat, manggis dan nangka) dan perkebunan (kakao, kopi robusta, kopi arabika, kelapa, kelapa sawit, cengkeh, aren, kemiri, vanili dan lada).

4. Desain dan Pemrograman “Sistem Informasi Lahan” (SIL).
Pada tahap ini dilakukan desain tampilan dan pemrograman aplikasi SIL menggunakan software Microsoft Visual Basic Express 2010, Dotspatial dan Borland Delphi 7. Software Microsoft Visual Basic Express 2010 dan Dotspatial digunakan untuk membuat desain antar muka (IDE) aplikasi yang menampilkan berbagai peta dasar, peta hasil analisis kesesuaian lahan dan informasi lahan terpilih secara interaktif. Kemudian digunakan software Borland Delphi 7 untuk membuat aplikasi tambahan dengan kemampuan mengakses database (*.dbf). Aplikasi tambahan ini memungkinkan pengguna (user) untuk mengetahui luas kesesuaian lahan serta potensi keuntungan bagi petani berdasarkan biaya usaha tani yang dikeluarkan, luas lahan dan kelas kesesuaian lahan.

 Gambar 3.2 Bagan Alir Penelitian Analisis Kebijakan Optimalisasi Potensi Sumber Daya Lahan Berbasis Sistem Informasi Geografis

0 komentar:

Post a Comment